TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif menyatakan tak bersedia menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Hal itu diungkapkan Syafii saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/1/2015).
"Bukan menolak, tapi tidak bersedia," kata Syafii. Ia menjelaskan, tawaran menjadi anggota Wantimpres disampaikan Presiden Joko Widodo melalui Sekretariat Negara. Tawaran itu disampaikan melalui saluran telepon dan Syafii langsung menjawab keputusan yang dipilihnya.
"Kemarin Deputi SDM Setneg nelepon saya, langsung saya jawab saya tidak bersedia. Saya ini sudah berumur," ujarnya.
Syafii tak mengungkapkan lebih jauh alasannya tidak menerima tawaran menjadi anggota Wantimpres. Ia hanya berharap sikap yang diambilnya tak dijadikan polemik.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah merampungkan komposisi Wantimpres. Sembilan orang yang dipilih presiden untuk menduduki kursi Wantimpres akan dilantik pada Senin (19/1/2015).
"Wantimpres dijadwalkan dilantik hari Senin, 19 Januari, karena deadline-nya (tanggal) 20. Dijadwalkan dilantik 9 orang wantimpres," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di istana kepresidenan, Jumat (16/1/2015).
Andi mengungkapkan, susunan anggota Wantimpres sudah final dan tinggal dilantik oleh presiden. Saat ditanya siapa saja yang menduduki kursi wantimpres, Andi enggan mengungkapnya lebih lanjut. "Yang pasti bukan ketum (ketua umum) partai," ujarnya.
Informasi yang beredar di kalangan wartawan, ada sejumlah nama yang dikabarkan akan masuk sebagai anggota Wantimpres, di antaranya mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafi'i Maarif, politisi Partai Golkar Ginanjar Kartasasmita, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.