News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hukuman Mati

Politisi PKS: Jaksa Agung Jangan Ragu Eksekusi Mati Bandar Narkoba

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jaksa Agung HM Prasetyo (kiri) memberikan keterangan pers terkait eksekusi mati 6 terpidana narkoba di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Minggu (18/1/2015). Enam orang terpidana mati tersebut adalah adalah Ang Kim Soei (62) warga negara Belanda, Namaona Denis (48) warga negara Malawi, Marco Archer Cardoso Mareira (53) warga negara Brasil, Daniel Enemua (38) warga negara Nigeria, Rani Andriani atau Melisa Aprilia (38) warga negara Indonesia, dan Tran Thi Bich Hanh (37) warga negara Vietnam. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Aboebakar Al Habsy memberikan apresiasi kepada Jaksa Agung HM Parsetyo yang telah mengeksekusi para terpidana mati narkoba.‎

Tindakan Jaksa Agung mengobati kekecewaan masyarakat atas gagalnya eksekusi para bandar narkoba di akhir tahun 2014 kemarin.

"Hal ini menunjukkan keseriusannya dalam upaya pencegahan pesebaran narkoba dengan memberikan efek jera," kata Aboebakar melalui pesan singkat, Minggu (18/1/2015).

Politisi PKS itu meminta Kejaksaan Agung tak perlu ragu melakukan eksekusi untuk 66 para bandar narkoba yang belum dieksekusi. Seharusnya, lanjutnya, untuk pada terpidana narkoba,eksekusi mati jangan terlalu nama jaraknya dari vonis yang sudah inkracht.

"Karena kalau jarak eksekusinya hingga belasan tahun seperti sekarang, tujuan untuk membuat efek jera akan hilang. Ketegasan penegak hukum dan pemerintah akan berpengaruh pada nasib generasi muda kita mendatang," tuturnya.

Bila dulu para bandar hanya berani menyelundupkan dua kilo narkoba, kata Aboe, kini mereka bisa membawa puluhan bahkan ratusan kilo dalam sekali transaksi. Ini menunjukkan bahwa semakin banyaknya pasar narkoba di Indonesia.

"Yang artinya, semakin banyak generasi kita yang terpapar persoalan narkoba," katanya.

Ia mencatat tahun kemarin ada 38 juta masyarakat Indonesia yang menggunakan narkoba. Tahun ini angka itu melonjak dengan cepat sampai 4,5 juta pengguna. Bila beberapa tahun kemarin 15 sampai 25 orang meninggal seharinya karena narkoba. Saat ini angka itu sudah naik 100 persen. setiap hari bisa 40 sampai 50 orang perhari yang meninggal karena narkoba. Bisa dikatakan bahwa, korban bom bali sama dengan korban narkoba dalam sehari.

"Akibat dari narkoba ini lebih dahsyat dari serangan teroris yang selama ini pernah terjadi di Indonesia. Bila pemerintah tak ragu dalam mengeksekusi terpidana teroris, seharusnya mereka harus lebih tergas kepada terpidana narkoba yang akibat tindakannya berdampak ribuan kali lipat," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini