TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa sejak awal pihaknya menyadari pertemuan dengan Ketua KPK Abraham Samad akan melanggar kode etik.
Namun Hasto tertarik untuk bertemu Samad hanya karena penasaran. Baca juga: Mahfud MD nilai pertemuan Abraham dengan elite PDI Perjuangan bukan berita baru.
"Awalnya karena penasaran. Kami kan tidak percaya ada orang yang mengaku akan mempertemukan dengan beliau (Abraham). Kami buktikan dan ternyata benar," ujar Hasto dalam keterangan pers di Apartemen Capital Residence, Kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Hasto menjelaskan, bahwa pihaknya ingin mengetahui kebenaran Abraham Samad secara mendalam.
Dia menyebut pertemuan itu atas inisiatif sosok yang mengaku tim sukses dari Abraham Samad yang berinisial D. Hasto menceritakan ihwal pertemuannya dengan Mr D.
Awalnya dia ditugaskan ke Surabaya, Jawa Timur untuk menyelesaikan persoalan terkait dengan Walikota Surabaya.
Di tempat itulah dia bertemu dengan orang berinisial D yang mengaku sangat dekat dengan Abraham Samad. Baca juga: pejabat struktural KPK konfirmasi kebenaran pertemuan Abraham dengan elite PDI Perjuangan
Selanjutnya Mr D ini sangat pro-aktif menghubungi dirinya.
Setelah itu, kata Hasto, dirinya pun mendapat tawaran dari D1 untuk mengadakan pertemuan dengan Abraham Samad.
Mereka menjanjikan untuk bertemu membahas hal-hal strategis.
"Kemudian saya laporkan ke pak Jokowi. Pak Jokowi saat itu manggut-manggut. Dia (Jokowi) bilang 'oh iya ngerti'," ucap Hasto.
Sejak saat itu, kata dia, D1 sering bertemu kami untuk melobi agar Abraham Samad bisa ikut pencalonan Presiden (Jokowi).
Maksudnya Abraham agar diberikan kesempatan menjadi calon wakil presiden mendampingi calon presiden Jokowi di Pilpres 2014 lalu.
Dan ternyata Abraham Samad sesuai janji Mr D hadir dan menemui elite PDI di lokasi pertemuan tepatnya di Apartemen Capital Residence, Kawasan SCBD, Jakarta waktu itu.
"Pada saat melakukan pertemuan-pertemuan itu bapak Abraham Samad selalu menggunakan topi dan masker warnah hijau," ungkapnya.
Sementara untuk pertemuan kedua, bersama Abraham Samad lalu dan Mr D2, pembicaraan mereka sudah lebih maju, bahwa posisi Abraham sebagai wakil presiden adalaah posisi strategis.
Namun siapa sosok Mr D dimaksud Hasto, tidak disebutkan.
Disitulah pertemuan-pertemuan selanjutnya dilakukan.
Pertemuan ketiga, kata Hasto, berlangsung di Yogyakarta. Mereka melakukan seknario bagaimana Abraham Samad bisa bertemu dengan Jokowi.
"Maka dirancanglah pertemuan di Airport yang sebenarnya didesain," terangnya.
Hingga kemudian, dalam pertemuan itu, mereka pun merancang pertemuan detail di Hotel di Yogyakarta.
Dari situ, sebut dia, dilanjutkan lagi termasuk pertemuan dengan mantan Kepala BIN Hendropriyono dan mereka yang ditunjuk menjadi menteri di kabiner kerja Jokowi.
Di samping itu, Hasto menegaskan bahwa pihaknya tidak berhadapan dengan institusi KPK.
Melainkan pihaknya justru ingin menyelamatkan roh semangat KPK yang disalahgunakan.