Laporan Wartawan Surya, Musahadah
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ketua Mahkamah Agung (MA) M Hatta Ali ternyata pernah terancam drop out (DO) saat kuliah di Fakultas Hukum Unair sekitar tahun 1970-an silam.
Meski demikian dia juga pernah membawa harum nama Unair dalam kejuaraan karate nasional. Setelah 38 tahun berlalu, almamaternya itu dengan bangga menganugerahinya sebagai guru besar Ilmu Hukum, Sabtu besok (31/1/2015).
Sapaan profesor masih asing bagi Hatta Ali, meski pengukuhannya tinggal menghitung jam. "Rasanya di telinga kok belum terbiasa dipanggil profesor," aku hakim agung kelahiran Parepare, 7 April 1950 saat jumpa pers di ruang Kahuripan, Kantor Manajemen Unair, Jumat (30/1/2015).
Dia mengakui menjadi guru besar tidak pernah terlintas di benaknya. Bermimpi pun tidak.
"Jangankan profesor, bergelar doktor saja saya tidak pernah menyangka. Pokoknya yang penting sarjana sudah cukup,"sebut doktor ilmu hukum, Universitas Padjajaran, Bandung tersebut.
Selama menempuh kuliah di Unair, aktivitas Hatta sangat padat. Dia dikenal sebagai aktivis yang kerap mengkritisi kebijakan kampus serta menjadi anggota majelis permusyawaratan mahasiswa Unair.
Dia bahkan pernah mendatangi Wakil Rektor III untuk menuntut uang kuliah (SPPD) diturunkan. Dia juga sempat memprotes kebijakan kampus dalam mengirimkan mahasiswa ke forum internasional.
Bahkan begitu vokalnya, Presiden Asean Law Association ini pernah diancam akan dikeluarkan (drop out) dari Unair jika tidak menyelesaikan kuliah tahun itu. Ancaman ini membuatnya keder juga karena tekad awalnya dia harus pulang membawa gelar sarjana.
"Apa kata orang kalau di tahun terakhir saja saya tidak lulus. Jadi saya terpaksa mengebut dan akhirnya bisa selesai tahu. Itu juga," ceritanya.