TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus DPP PPP versi Muktamar Jakarta mendatangi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Rombongan dipimpin Ketua Umum Djan Faridz.
“Tujuan kami ke sini ialah untuk bersilaturahmi dengan DKPP, agar tidak mendengar dari pihak lain terkait kisruh di partai kami,” ungkap Djan Faridz di kantor DKPP, Jakarta, Kamis (5/2/2015).
Ketua DKPP Prof Jimly Asshiddiqie bersama anggota Saut Hamonangan Sirait, Anna Erliyana, Valina Singka Subekti, dan Endang Wihdatingtyas menerima rombongan PPP tersebut.
Dalam pertemuan tersebut DPP PPP mengaku risau terkait adanya ancaman-ancaman recall kepada anggota legislatif dari partainya baik di tingkat pusat maupun daerah.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, PPP kubu Djan Faridz mempertanyakan sanksi bagi KPU yang dengan sengaja melakukan proses PAW (penggantian antarwaktu).
“DKI saja sudah ada enam orang diancam untuk PAW, begitu pula daerah lain. Kami berharap terkait PAW, setidaknya status quo tak ada pihak manapun yang mengajukan PAW,” terang Suryadharma Ali.
Anggota DKPP Saut Hamonangan Sirait mengungkapkan hal tersebut tidak dapat serta merta dilakukan KPU. Ia mencontohkan kasus yang pernah dihadapi anggota legislatif dari PBR yang di PAW-kan oleh KPU Kota Gorontalo, akibatnya seluruh anggota KPU Kota Gorontalo diberhentikan oleh DKPP.
Di akhir pertemuan, Jimly berpesan kepada PPP sebagai partai bernafaskan Islam, agar dapat membantu promosi dalam menegakkan akhlak mulia untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Apalagi kita punya TAP MPR No VI tahun 2001 tentang etika berbangsa dan bernegara yang masih berlaku hingga saat ini. Jadi sebagai parpol Islam saya ingin PPP dapat membantu,” terangnya.
Selain Djan Faridz, hadir beberapa petinggi PPP lainnya seperti Suryadharma Ali, M Thahir Saimima, Teddy Anwar, Fernita Darwis. Besok, giliran PPP kubu Romahurmuziy mendatangi DKPP.