TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencipta mobil Esemka, Sukiyat, mendukung Presiden Joko Widodo yang membuka kerja sama pengembangan mobil nasional (mobnas) dengan pabrikan asal Malaysia, Proton.
Seperti diketahui, kerja sama ini dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (Adiperkasa) untuk membantu Indonesia belajar membangun, mengembangkan, dan memproduksi mobnas.
"Saya sangat mendukung kerja sama tersebut. Dengan demikian, pemerintah dan rakyat Indonesia bisa melakukan transfer teknologi dengan produsen otomotif asal Malaysia tersebut," katanya kepada Tribunnews.com, Sabtu (7/2/2015).
Sukiyat mengatakan, kemungkinan besar Pemerintah Indonesia memilih pabrikan otomotif dari Malaysia karena negeri Jiran tersebut baru saja sukses mengembangkan mobil nasional dalam beberapa tahun terakhir. "Kalau dengan Jepang kita tidak bisa menyesuaikan 'rasa' dari mobil nasional yang bakal dikembangkan oleh Indonesia. Tapi, kerja sama dengan Malaysia kan bisa sama karena selera hampir sama."
Menurut Sukiyat, tidak ada salahnya Indonesia belajar teknologi dari Malaysia, karena dulu juga mereka belajar beberapa hal dari Indonesia.
Kendati mendukung, Sukiyat sang pencipta Esemka yang sempat digadang-gadang bakal jadi mobil nasional, malah tak pernah dihubungi kembali oleh Presiden Jokowi. "Saya memang belum dihubungi, tidak apa-apa. Kalau saya tidak 'dipakai' lagi oleh Presiden aku tidak apa-apa. Yang penting Mobil nasional terwujud."
Sebelumnya, nama Joko Widodo mencuat ketika menjabat sebagai Wali Kota Solo dan menggaungkan Esemka sebagai contoh prototipe mobil nasional yang dirakit oleh siswa-siswa SMK di Surakarta. Fenomena itu muncul di awal 2012, dan langsung melambungkan nama Jokowi sebagai sosok yang dianggap peduli dengan karya-karya anak bangsa.
Kala itu, Jokowi sangat fokus mengawal Esemka untuk bisa jadi salah satu karya yang dibanggakan dari kota Solo. Esemka diperlakukan bak pengantin dengan ragam prosesi adat Jawa, saat diperkenalkan kepada publik.