TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekitar 200 petani dari Batang, Jawa Tengah menginap di pelataran dan lobi kantor KPK, Jakarta, Sabtu (7/2/2015) malam, usai menggelar ritual ruwatan 'Gerhana Bulan KPK'.
Para petani yang didominasi ibu-ibu itu bermalam dengan beralas karpet di lobi, pelataran depan dan samping kantor KPK hingga di dalam bus.
Sebagian dari mereka tampak mengenakan sarung untuk melindungi tubuh dari gigiatan nyamuk dan udara dingin.
Belasan petani perempuan yang membawa anak kecil pun diizinkan menggunakan sofa lobi kantor KPK sebagai tempat mereka untuk memejamkan mata.
Namun, petugas keamanan tetap menjaga keamanan dengan mewajibkan mereka mengenakan ID Card tamu atau pengunjung.
"Iya, anak saya sudah kecapekan nih," ujar seorang ibu saat menggotong anak perempuannya ke dalam lobi kantor KPK.
Sebagian petani laki-laki tampak tertidur di tiga bus yang mereka tumpangi dari Batang. "Kita bawa nasi, lauk sama sayur sendiri. Tuh nasinya masih banyak," ujar Sarno yang memilih tidur di bus.
Para petani yang tergabung dalam Omah Tani asal Batang itu datang ke kantor KPK untuk memberikan dukungan kepada pimpinan KPK yang tengah mendapat masalah hukum di Polri.
Dukungan diberikan dengan menggelar ritual ruwatan bertajuk 'Gerhana Bulan KPK'.
Selain prosesi ritual ruwatan, para petani tersebut juga menggelar aksi dengan menampilkan sejumlah pagelaran seni dan doa bersama.
Rencananya, ratusan petani itu akan melanjutkan aksi yang sama dalam Car Free Day di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta pada Minggu (8/2/2015) pagi. "Besok pagi kami ada pentas seni dan doa bersama juga. Setelah acara selesai, kami kembali ke Batang," ujar salah seorang pendamping kelompok petani asal Batang itu, Handoko Wibowo.