TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Mahkamah Partai Golkar Muladi menyesalkan dualisme kepengurusan partai berlambang pohon beringin itu. Golkar kini dipimpin oleh Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.
"Baru sekali ini terjadi di partai (Golkar), memalukan," kata Muladi di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (10/2/2015).
Muladi mengatakan konflik di tubuh partai Golkar harus diselesaikan dengan cepat. Pasalnya banyak hal yang dipertaruhkan Golkar dengan adanya dualisme kepengurusan. "(pengurus) Daerah goyang. Kita harus beri contoh dengan adanya Mahkamah Partai yang menggelar sidang," ujarnya.
Mengenai penyatuan dua kubu, Muladi mengatakan pihaknya mencari kepengurusan yang sah. Posisi ketua umum dan Sekjen memang terpenting dalam tubuh partai. "Dua posisi ini jadi rebutan (Ketum dan Sekjen), Sekjen juga harus yang profesional dan independen," ujarnya.
Sedangkan Anggota Mahkamah Partai Profesor Natabaya menuturkan islah kedua kubu tetap terbuka. Meskipun Mahkamah Partai menggelar sidang. "Islah tetap terbuka. Jadi diantara penggugat dan tergugat bisa damai," kata Natabaya.