Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Candra Okta Della
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar FISIP Universitas Indonesia dan mahasiswa seluruh Indonesia bertekad mendorong Presiden Joko Widodo dan calon Kapolri Komjen Badrodin Haiti melakukan reformasi di tubuh Polri.
"Semua kampus dan civitas akademika di seluruh Indonesia bertekad bergerak mulai Jumat, Minggu dan Rabu. Kita akan membuat barisan mendorong reformasi di negeri ini. Reformasi pertama di kepolisian, karena kita cinta polisi-polisi baik yang ingin berbuat untuk negeri ini," ungkap Imam di KPK, Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Imam memastikan seluruh civitas akademika di Indonesia menolak tegas segala bentuk kriminalisasi terhadap KPK. Mereka juga menolak pencalonan pejabat negara yang bermasalah dan tersandung korupsi.
"Kita menolak pencalonan pejabat yang diduga bermasalah karena tersangka korupsi. Selanjutnya, tentu harus ada sikap tegas perisden yang alhamdulilah baru saja kita dengar ada keputusan. Jangan ditunda-tunda terlalu lama," imbuh Imam.
Ia menilai dipilihnya Johan Budi, Taufiqurahman Ruki, Indiyanto Seno Adji, sebagai pelaksana tugas pimpinan KPK diharapkan sebuah solusi agar pemberantasan korupsi tetap berjalan.
"Pak Johan, Pak Ruqi adalah sebuah solusi sementara. Mudah-mudahan ini akan bisa menajdi alternatif sementara. Krisis ini harus terus dibangun jangan sampai berkelanjutan. Jadi ini salah satu putusuan yang cukup melegakan," katanya.