Laporan Wartawan Tribunnews.com, Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Arsari Djojohadikusumo menggalang dukungan untuk konservasi pelestarian karya seni lukis tradisional Indonesia di Kerthagosa, Klungkung, Bali.
Keunikan Kerthagosa adalah permukan plafon atau langit-langit bale yang dihiasi lukisan tradisional (gaya wayang). Cerita dalam lukisan tersebut berisi tentang Tantri, Bima Swarga yang banyak sekali memperlihatkan ajaran mengenai hukum karma phala, serta cerita tentang penitisan kembali ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya.
Sebelumnya, YAD merestorasi beberapa lukisan karya Raden Saleh yang menjadi tonggak awal seni lukis modern Indonesia pada 2013, bekerjasama dengan Goethe Institute dan Sekretariat Presiden Republik Indonesia. Hasil konservasi tersebut dipamerkan sepanjang Februari 2015.
Konservasi lukisan merupakan bagian dari kegiatan pelestarian kekayaan pusaka budaya bangsa Indonesia. Ia berharap semua pihak terus meningkatkan kegiatan konservasi karya seni lukis Indonesia.
"Saat ini YAD sedang menjajaki suatu kerjasama restorasi lukisan gaya Kamasan yang ada di Kerthagosa, sebuah pusaka budaya yang merupakan warisan sejak abad ke-18 dari Puri Klungkung, sebuah kerajaan tertua di Bali," ujar Ketua YAD Hashim Djojohadikusumo di Jakarta, Minggu (8/3/2015).
Untuk mendukung misinya, YAD menyelenggarakan pelatihan konservasi lukisan pada 7-8 Februari 2015. Pelatihan ini bertujuan memperkenalkan ilmu konservasi lukisan. Hashim berharap Indonesia memiliki semakin banyak ahli konservasi lukisan.
Pelatihan konservasi mendatangkan Susanne Erhards dari Gruppe Koln, Jerman, yang memaparkan contoh kerja nyata terbaik pengalamannya ketika mengkonservasi lukisan Raden Saleh, "Penangkapan Pangeran Diponegoro" (1857), koleksi Istana Negara.
Hashim menambahkan, sejak lama Indonesia telah membuktikan sebagai bangsa yang memiliki kemampuan karya seni dan nilai budaya tinggi. "Melestarikannya merupakan tindakan memelihara dan mengembalikan martabat bangsa ini," terangnya.
Direktur Eksekutif YAD Catrini Kubontubuh menambahkan, sebagai rasa syukur rampungnya konservasi lukisan Raden Saleh, diadakan lah Syukuran Pamungkas Pameran. Syukuran ini sekaligus mencanangkan kegiatan konservasi berikutnya.