TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah memulai sidang ke-III periode 2014-2019.
Peneliti Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus memprediksi sidang yang dimulai Senin (23/3/2015) kemarin itu tidak menjamin akan lebih baik dari sidang sebelumnya.
"Saya kira tidak ada jaminan juga karena diawal masa sidang III ini saja. Proses fit and proper test Kapolri baru itu bisa ganggu konstelasi kekuatan politik di DPR," kata Lucius di Kantor Formappi di Jakarta, Selasa (24/3/2015).
Lucius menilai konstelasi politik di DPR akan berjalan mulus jika kedua kubu baik Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat bisa menerima Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti menjadi Kepala Polri.
Badrodin dipilih oleh Presiden Joko Widodo mengantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan karena persoalan tersebut telah meresahkan masyarakat.
"Tapi bisa juga banyak konflik internal partai yang bisa berpengaruh dan mengacaukan konsentrasi banyak anggota DPR umumnya. Jadi, jaminan masa sidang III akan lebih baik tidak ada," kata Lucius.
Selain kepentingan masing-masing partai, Lucius mengkritik anggota dewan yang tidak mengerti proses pembuatan undang-undang.
Akibatnya, banyak pembuatan rancangan undang-undang terhambat akibat kurangnya kemampuan anggota dewan.
"Menurunnya Prolegnas (Program Legislasi Nasional) ternyata tidak diimbangi komitmen mereka untuk serius dan konsisten melakukan pembahasan. Yang ada semakin sedikit target mereka semakin malas dan lamban," ucap Lucius.