TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII dari Fraksi PPP, Mustofa Assegaf sudah bertemu dengan Pimpinan DPR RI, di Ruang Pimpinan, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Seperti disampaikan Ketua Fraksi PPP, Hasrul Azwar, Mustofa diterima yakni Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon, sekitar pukul 15:30 WIB.
"Hari ini, Mustofa Assegaf sudah bertemu dengan Setya Novanto dan Fadli Zon," ungkap Ketua Fraksi PPP ini di ruang Media di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Anggota Komisi III DPR RI ini katakan, pertemuan Mustofa dengan pimpinan DPR tak lain bertujuan untuk mencari solusi perdamaian mengenai insiden baku pukul secara kekeluargaan.
Adu jotos antara Wakil Ketua Komisi VII DPR Mulyadi dengan Anggota Komisi VII dari Fraksi PPP, Mustofa Assegaf saat rapat Kerja dengan Menteri ESDM Sudirman Said.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyayangkan adanya perkelahian dua anggota DPR saat Komisi VII rapat kerja dengan Menteri ESDM Sudirman Said. Namun, ia membantah bila kejadian tersebut dikatakan aksi premanisme.
Dua anggota DPR yang berkelahi yakni Wakil Ketua Komisi VII DPR Mulyadi dengan Anggota Komisi VII DPR Mustofa Assegaf.
"Kalau saya melihat kejadian serupa banyak diparlemen lain. Saya kira tetap disayangkan. Kalau premanisme maka argumentasinya apa? Kadang orang emosional dengan masalah teknis," kata Fadli Zon di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/4/2015).
Fadli mengaku belum mengentahu mengenai sanksi yang akan dijatuhkan kepada kedua anggota DPR itu. Ia mengatakan hal tersebut merupakan ranah Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
"Saya tak bisa spekulasi. Ada MKD untuk menentukan hal-hal seperti ini. Baru kali ini terjadi dalam priode ini. Kalau marah-marah biasa karena disini tempat debat argumentasi karena berbagai kepentingan berujung disini," tutur Politisi Gerindra itu.
Fadli juga mengatakan dirinya tidak ingin membesarkan masalah tersebut. Sebab, kejadian itu bisa terjadi dimana saja.
"Makanya kita mau lihat latar belakangnya, Sanksi sudah diatur. Kita anggota DPR dipilih dari dapil masing-masing, mereka juga ingin perjuangkan rakyat kalau bagian dari perjuangan lain cerita. Kalau sepele jelas merugikan nama baik yang bersangkutan. Merugikan karir yang bersangkutan. Kalau permintaan maaf bagus," tuturnya.