Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Centre for Budget Analysis, Uchok Sky Khadafi menilai tak rasional mengenai anggaran pewangi ruangan di DPR. Terlalu besar anggarannya, bahkan tercium aroma korupsi di dalamnya.
"Sangat hebat ini, hanya untuk pewangi ruangan saja, DPR mengalokasi anggaran sebesar Rp 2.298.626.000 untuk tahun 2015. Padahal, Pada tahun 2014, pewangi ruangan baru sebesar Rp 1.071.272.000, Tahun 2013, pewangi ruangan sebesar Rp 553.248.000. Jadi rata-rata kenaikan pewangi ruangan DPR sekitar 50 persen pertahun," kata Uchok di Jakarta, Selasa (14/3/2015).
Menurut Uchok anggaran sebesar itu tidak masuk akal. Tak hanya dinilai terlalu besar, melainkan juga karena terus meningkat tiap tahunnya. Lagipula bukan suatu kebutuhan yang mendesak.
"Alokasi anggaran untuk pewangi ruangan itu tidak rasional bagi orang yang waras, karena kenaikan rata-rata sekitar 50 persen, bukan sebuah kebutuhan, hanya untuk mencari keuntungan semata,atau menambah penghasilan tambahan selain dari gaji? Karena peningkatan anggaran rata rata sebesar 50 persen, sangat mustahil dicerna akal sehat, karena ruangan anggota dewan tidak bertambah banyak, kok harga pewangi bisa naik sih," ujarnya.
Uchok juga mencurigai proyek tersebut hanya akal-akalan orang parlemen. Tapi didukung juga oleh pemerintah.
"Memang rakyat maklumlah, pewangi ruangan DPR sangat dibutuhkan untuk menutupi bau busuk DPR. Dengan semprotan pewangi ruangan, maka bau busuk seperti dugaan permainan anggaran pada ruangan ruangan sidang sidang DPR, aromanya tidak menyengat publik," ujarnya.