TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bambang Widjojanto (BW) mengaku berkeliling daerah setelah tidak l;agi menjabat pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Di dalam perjalanannya keliling daerah itu, BW mengaku menemukan sejumlah kriminalisasi di daerah Rembang yang sedang dibangun pabrik semen.
Kriminalisasi terutama ditujukan bagi masyarakat yang menolak pembangunan tersebut.
"Saya mempunyai kesempatan pergi ke beberapa daerah, saya mendengar dari daerah, salah satunya waktu ke Semarang, saya ketemu dengan elemen masyarakat yang memperjuangkan kasus Rembang, petani, mahasiswa tokoh masyarakat, di daerah itu akan didirikan semen, di daerah itu banyak sumber daya alam dimanfaatkan untuk mendirikan pabrik semen dan menggangu sistem tata air, penolakan akan berubah kriminalisas dan tindakan kekerasan," katanya di LBH, menteng, Jakarta, Minggu (19/4/2015).
Selain itu di Rembang juga menurut BW marak dengan tindak kekerasan. Parahnya lagi argumen tokoh masyarakat dijadikan justifikasi perlakuan tindak kekerasan tersebut.
"Kriminalisasi yang terjadi dengan argumen tokoh masyarakat atau ahli yang dipakai," katanya.
BW berharap Kapolri baru dapat meredam tindak kekerasan yang terjadi di Rembang. Apalagi sebuah institusi terlibat dalam kekerasan tersebut.
"Ada institusi yang melakukan kekekerasan, semoga Kapolri bisa meredam," tuturnya.