News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Romo Benny: Para Menteri Tidak Paham Revolusi Mental

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Romo Benny Susetyo, SekjenFederasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Revolusi Mental belum kunjung terlihat realisasinya setelah sekitar enam bulan pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla terbentuk. Padahal gagasan tersebut sempat menjadi "dagangan" utama pasangan tersebut pada pemilihan presiden (Pilpres) 2015.

Tokoh agama sekaligus pelopor Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia, Romo Benny Susetyo mengaku masih percaya baik Joko Widodo mau pun Jusuf Kalla masih berusaha merealisasikan hal tersebut. Selama keduanya memimpin, upaya tersebut sempat terlihat.

Romo Benny kepada wartawan usai menghadiri diskusi "Presiden Diabaikan: Saatnya Reformasi Total Kepolisian Untuk Selamatkan Demokrasi," di gedung Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2015), menduga gagasan itu terhambat realisasinya karena para pembantu presiden yang kurang kompeten.

"Sebenarnya banyak menteri yang tidak memahami roh revolusi mental itu, karena para menteri masih sibuk dengan citra," katanya.

Ketidak pahaman para menteri atas semangat revolusi mental itu, terlihat dari kondisi Indonesia saat ini, termasuk dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok hingga menyulitkan masyarakat kecil. Oleh karena itu menurut Romo Benny perlu dilakukan perombakan kabinet atau reshuffle, terutama di bidang ekonomi.

"Semua orang mengatakan ekonomi tidak mampu membawa harapan pada publik. Dalam (berbagai) survei, (masyarakat) kecewa dengan kinerja (menteri di bidang) ekonomi, artinya para menteri tidak mampu merespon perubahan yang begitu cepat," jelasnya.

Pada tahun 2014 lalu saat pertama kali gagasan revolusi mental dipublikasikan oleh tim Joko Widodo - Jusuf Kalla melalui tulisan di harian Kompas, nama Romo Benny sempat disebut-sebut. Ia yang sudah sebelumnya menggaungkan revolusi mental, sempat dicurigai sebagai salah satu penyusun konsep tersebut.

Namun ia membantah hal tersebut. Romo Benny menegaskan, bahwa pada saat itu ia memang sempat mengeluarkan ide revolusi mental melalui tulisan, namun tujuannya berbeda dengan yang diusung pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla.

"Beda, tekanan saya itu manusia merdeka, dia kan politik, beda jauh. Revolusi mental itukan perubahan sifat, karakter, attitude (red: sifat) orang, tidak lagi masuk ke cara kerja lama," jelasnya.

Gagasan perubahan radikal dari sifat-sifat negatif bahkan sudah digaungkan jauh sebelumnya. Romo Benny menyebut Presiden Sukarno juga menggaungkan semangat yang sama, dan dilakukan juga oleh sastrawan, Mochtar Lubis, dan sastrawan YB.Mangunwijaya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini