TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksanaan acara Jambore Relawan Jokowi di Bumi Perkemahan Cibubur, Sabtu (16/5/2015) siang, berlangsung meriah dan dihadiri riburan relawan.
Namun, di tengah kemeriahan itu, Achmad Soedarmaji masih mencari keadilan untuk para korban lumpur Lapindo.
Jauh-jauh dari Sidoarjo, Jawa Timur, Ketua Dewan Pimpinan Cabang BaraJP Sidoarjo itu ingin bertemu langsung Presiden Joko Widodo bersama seorang rekannya untuk menagih janji pemerintah terkait pembayaran ganti rugi ratusan warga yang tak lagi memiliki rumah di Sidoarjo.
Soedarmaji menyatakan pemerintahan Jokowi sudah mengatakan mengambil alih tanggung jawab pembayaran ganti rugi tanah dan rumah warga. Namun, hingga kini tak ada tindak lanjut apa pun dari janji itu.
"Pemerintahan Jokowi hanya bicara-bicara saja, tidak ada tindakan nyata yang dilakukan untuk warga Sidoarjo. Padahal, mereka sudah menderita selama 9 tahun ini," ucap Soedarmaji kepada Kompas.com di lokasi acara Jambore Relawan.
Soedarmaji mengaku sudah berupaya menyuarakan keprihatinan warga Sidoarjo kepada komunitas relawan pendukung Jokowi hingga perwakilan partai. Namun, mereka tak benar-benar menganggap isu ini penting untuk dibicarakan ke presiden.
Lantaran segala upaya sudah dilakukan, Soedarmaji pun memutuskan berangkat ke Jakarta bersama seorang rekannya dengan modal sendiri. Dia berharap bisa berdialog langsung dengan Jokowi dan menumpahkan segala kesusahan yang dihadapi warga Sidoarjo.
"Jangan lupa, Pak Jokowi juga dulu kampanye di lokasi lumpur Sidoarjo. Rakyat masih memiliki harapan besar kepada Bapak," kata dia.
Bertumpu pada sumbangan
Selama sembilan tahun tak juga mendapat ganti rugi rumahnya yang tenggelam akibat lumpur Lapindo, menurut Soedarmaji, warga Sidoarjo tinggal di lokasi penampungan tak layak yang ada di sekitar jalan tol.
Mereka sulit mencari tempat tinggal baru apalagi membuka usaha untuk mendapatkan penghasilan. "Surat tanah mereka untuk mengajukan kredit tidak diakui bank. Bagaimana mereka bisa mandiri dan mencari penghasilan?" kata Soedarmaji.
Dia berpendapat selama ini, korban lumpur Lapindo hanya dijadikan sebagai komoditas politik. Mereka didekati ketika kampanye tetapi dilupakan setelah sang calon terpilih.
"Mereka terus berdemo menuntut haknya. Kenapa reaksi masyarakat saat ini lebih tenang dibandingkan pada presiden sebelumnya? Karena Pak Jokowi mendatangi mereka, tapi dibutuhkan lebih dari sekadar kunjungan untuk menyelesaikan penderitaan warga Sidoarjo," ucap pria yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sidoarjo periode 1999-2004 itu.
Soedarmaji pun sudah pupus harapan meminta partai politik berjuang. Pria yang sempat menjadi Sekretaris DPC PDI-P pun memutuskan keluar dari partai karena merasa tak bisa memperjuangkan rakyat.
"Sekarang pemerintah yang harus memenuhi janjinya. Apa masyarakat dibiarkan begitu sampai meninggal?" ujar dia.(Sabrina Asril)