TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno menceritakan soal terpilihnya ia mendampingi Presiden ke-2 RI Soeharto.
Pada tahun 1992 ia didatangi oleh empat fraksi yakni PPP, PDI, Golkar dan ABRI untuk meminta kesediaannya dipilih menjadi wakil presiden.
"Kalau dulu seperti sekarang tidak mampu karena saya tidak ada duit. Saya hanya tidak pakai duit dan kampanye, saya siap sajalah," kata Try di acara 'Supermentor Leaders' yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Djakarta Theatre, Jakarta, Minggu (17/5/2015).
Try lalu menjelaskan sebagai wapres tugasnya menjadi pembantu presiden. Wapres ditempatkan dalam bidang pengawasan pembangunan dan obyek vital.
"Tidak benar presiden dan wapres membagi tugas seperti membagi kue. Presiden urusi ekonomi, wakil presiden urusi bidang lain," kata Try.
Ia menegaskan presiden memimpin utuh seluruh bidang sementara wapres membantunya. Sehingga wapres juga cakap dalam membantu presiden. Jika presiden berhalangan, sakit atau wafat maka wakil presiden tampil.
"Tidak benar presiden bagian 'a' dan wakil presiden bagian 'b', keliru itu," ujarnya.
Selain itu, Try juga menyindir tidak disiplinnya sejumlah pejabat. Ia mencontohkan molornya acara pelaksanaan peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) di Kompleks Parlemen.
"Orang Indonesia kalau mau maju harus tepat waktu. Waktu di KAA, terlambat setengah jam, malu saya. Waktu zaman saya tidak ada, keamanan, protokol, semua siap satu menit sebelum acara. Saya ingatkan beliau. Ini ada Ketua MPR. Jangan terlambat lagi," katanya.