TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengusulkan untuk mengeluarkan Myanmar sebagai anggota ASEAN.
Hal ini buntut dari peristiwa pembantaian dan pengusiran masyarakat etnis Rohingya dari Myanmar yang membuat banyak masyarakat etnis Rohingya terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya.
Politikus PKS ini mengatakan, Myanmar belum layak untuk dijadikan anggota ASEAN.
"Jadi kami sebagai orang ASEAN melihat Myanmar itu belum layak jadi anggota ASEAN. Kami sudah membantu mereka, tapi concern mereka tidak pernah tinggi untuk mengurus para ektrimis dan fundamentalis agama di Myanmar. Mereka pun tidak pernah hadir dalam pembahasan masalah ini jika diundang," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jumat (22/5/2015).
Fahri pun mengkritik Pejuang HAM dan Peraih Nobel dari Myanmar, Au San Suu Kyi yang tidak pernah bersuara apapun terkait apa yang dialami etnit Rohingya di negaranya. Termasuk para aktivis HAM dan demokrasi di Indonesia yang tidak bersuara pada nasib etnis Rohingya.
"Di Myanmar ada tokoh namanya Au San Su Kyi yang dapat nobel perdamaian, tapi dia sendiri gak ada bunyinya. Sebenarnya dia ngerti ngga HAM dan demokrasi sehingga dia dapat nobel. Para pendukungnya pun semua dia, termasuk anggota-anggota partainya. Ini kan nobel politik jadinya," kata Fahri.
Dirinya juga mengaku heran dengan sikap masyarakat international terhadap Islam, jika ada orang Islam pelakunya maka semua menjadi tampak besar, namun kalau orang Islam yang jadi korbannya, menurut Fahri, tidak pernah terdengar suara dunia internasional.
"Kalau orang Islam pelakunya, semua ribut, tapi kalo orang islam yang jadi korban gak ada suaranya," ujarnya.
Lebih lanjut Fahri berharap, terkait masalah kemanusiaan, pemerintah Indonesia menerima etnis Rohingnya di Indonesia sebagai pencari suaka. Indonesia negara besar dan masih memiliki tanah yang luas dan sumber daya yang besar.
"Terima mereka sebagai asyllum, ini negara besar tanah kita luas, sumber daya kita besar. Dan kita akan ditolong dengan kemampuan kita menolong orang susah.Itu harus jadi keyakinan, bila kita menolong orang susah maka kita akan dapat pertolongan dengan berbagai cara. Terima itu, jangan atas dasar gak punya ketentuan kita mau menolak orang. Gak boleh itu," katanya.