News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

CCA Bahas Nepal, Perdagangan Manusia, Rohingya Hingga Jual Organ Tubuh

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bocah etnis Rohingya bermain bola di tempat penampungan sementara di Kuala Langsa, Aceh, Minggu (17/5/2015). Lebih dari 600 pengungsi Bangladesh dan Rohingya asal Myanmar ditemukan nelayan di pantai Langsa pada Jumat (15/5) pagi.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI

Laporan wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Christian Conference of Asia atau CCA yang digelar di Jakarta dari tanggal 21 Mei hingga 27 Mei 2015, menghasilkan beberapa keputusan terkait dengan isu-isu yang berada di negara-negara Asia.

Selain isu tentang kondisi Nepal setelah gempa bumi terjadi, CCA juga mengangkat tentang isu perdagangan manusia, kasus pengungsian manusia di Asia Pasifik hingga penjualan organ tubuh.

Dalam konfrensi yang sudah berjalan kali ke 14 itu dihadiri juga oleh Pdt. Hendriete Tabita selaku ketum PGI dan juga Pdt.WTP Simarmata sebagai ketua gereja se-Asia.

Lebih dari 400 Peserta dari 25 Negara di Dunia juga ikut andil dalam konfrensi yang bertajuk ‘Living Together in Household of God’.

Ketum PGI, Pdt. Hendriete Tabita menjelaskan bahwa isu yang dikonsolidasikan akan sesegera mungkin dikomunikasikan dengan gereja-gereja yang ada di dunia.

“Banyak isu dibahas beberapa hari ini. Semua menyangkut dengan kehidupan masyarakat disekitar Asia dan dunia. Beberapa diantaranya adalah tentang kondisi Nepal, kasus perdagangan manusia dan juga pengungsi Rohingya,” ujarnya.

Dalam kasus perdagangan manusia, CCA memutuskan agar gereja-gereja di dunia memberikan perhatian lebih sampai 5 tahun kedepan dan mengurangi beban para korban. Selain itu, gereja juga harus memberikan program pendidikan dan kewaspadaan tentang komunitas perdagangan manusia.

Untuk kasus pengungsi Rohingya, Pdt. Simarmata menilai bahwa perlu adanya bantuan lebih dari gereja dan pemerintah agar para pengungsi etnis Rohingya diberikan tempat sebagai makhluk Tuhan.

“Kita akan memberikan bantuan dan pengumpulannya sudah dari jauh hari. Namun, kita tidak akan memberikan sejumlah uang. Kita akan memberikan apa yang benar-benar menjadi kebutuhan mereka disana,” katanya.

Simarmata menegaskan bahwa perwakilan gereja-gereja di Indonesia siap bertemu dengan pengungsi Rohingya yang berada di Sumatera Utara beberapa minggu kedepan.

Pdt. WTP Simarmata menilai bahwa permasalahan selama ini yang mengapit negara-negara di Asia merupakan bentuk dari kerakusan manusia yang tidak melihat alam dan lingkungan sebagai titipan Tuhan.

“Ini semua soal kerakusan manusia. Selain itu, masalah lainnya berupa masalah ekonomi, ethology dan etika,” ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini