Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah menunjuk KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Calon Panglima TNI. Gatot akan menggantikan Jenderal Moeldoko yang akan memasuki masa pensiun.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai Gatot layak menjabat Panglima TNI. "Bukan perwira karbitan, yang sampai pada posisi sekarang itu karena bersatu, karena kinerja dan capaian-capaian lainnya," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (9/6/2015) malam.
Menurut Tantowi, sosok Gatot muda diterima oleh instansi lainnya. Mengenai pilihan Jokowi yang tidak melakukan penggiliran jabatan Panglima TNI kepada setiap kesatuan, Politisi Golkar itu menjelaskannya.
DPR, kata Tantowi, telah memberikan pandangan bahwa tradisi bergilir tersebut tidak diatur oleh Undang-undang. Sehingga tidak ada keharusan Panglima TNI bergiliran antar kesatuan.
"Kata-kata yang benar itu adalah, dapat. Jadi kami sudah memberikan pandangan bahwa sebaiknya tradisi yang ada ini sesungguhnya baik dapat diteruskan, dalam menjaga kondusifitas di tubuh internal TNI," ungkapnya.
Tetapi, hal itu kembali diserahkan kepada presiden yang memiliki hak prerogatif. Presiden juga memiliki pertimbangan lain terkait pengalaman, politik dan kemampuan sosok calon Panglima TNI.
"Ya sekali lagi ini adalah hak prerogatif beliau," tuturnya.
Ketika ditanya jadwal uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI, Tantowi belum dapat memastikannya. "Ya sekarang kan baru Selasa, belum tahu. Kita harus rapat internal dulu untuk menentukan ini," ujarnya.