Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Ryamizard Ryacudu, mengatakan Indonesia memilih jalur diplomasi dan dialog untuk menyelesaikan permasalahan hubungan luar negeri, daripada memilih jalur perang.
Hal serupa pun diungkapkannya saat menanggapi sejumlah pesawat asing yang sempat lalu lalang di Ambalat di Kalimantan beberapa waktu lalu. Pihaknya telah menyelesaikannya dan kini tidak terdapat masalah apapun lagi.
"Beberapa waktu lalu saya sudah cek ke sana, tidak ada masalah. Kementerian Luar Negeri juga sudah berkoordinasi dengan sana. Kita harus jaga persahabatan," kata Ryacudu saat dijumpai seusai memberikan kuliah umum di Graha Bela Negara, Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6/2015).
Langkah pertahanan negara ini, katanya, merupakan kesepakatan yang telah dibangun dan dilaksanakan sejak 48 tahun lalu. Selama ini pun, katanya, langkah dialog dan diplomasi ini terbukti sebagai cara terbaik dalam mempertahankan negara.
Hal tersebut, lanjut Ryamizard, berlaku juga terhadap negara yang sempat mengalami penyurutan hubungan dengan Indonesia. Seperti hubungan Indonesia dengan Australia yang pasang surut, katanya, kedua belah pihak harus membuat hubungannya jadi lebih baik lagi saat surut.
Dalam kuliah umumnya, Ryamizard mengatakan kepada ratusan mahasiswa bahwa salah satu ancaman terbesar bagi negara adalah terorisme, radikalisme, dan separatisme. Hal tersebut bisa menimbulkan pemberontakan.
Selain itu, katanya, ancaman terhadap pertahanan negara adalah bencana alam, keamanan perbatasan negara, wabah penyakit, narkoba, dan keamanan cyber. Kondisi geografis dan demografis Indonesia, katanya, membuatnya sangat rawan mengalami ancaman-ancaman tersebut.
"Negara kita berada di kawasan cincin api yang rawan bencana. Kita baru saja dirikan pusat pertahanan cyber. Saya pun setuju dengan Presiden yang dengan tegas dalam menghukum mati para pengedar narkoba," katanya.
Kuliah umum ini dihadiri ratusan mahasiswa dari seluruh universitas dan sekolah tinggi di Garut. Mereka menyambut baik dan menyimak dengan baik kuliah umum dari Menteri Pertahanan RI.
Namun, Komandan Kodim 0611 Garut, Letkol Inf Bungkus Hadi Suseno, mengatakan sangat menyayangkan sejumlah mahasiswa yang datang terlambat ke kegiatan tersebut di Graha Bela Negara di Markas Komando Korps Bela Negara Garut.
Akibat banyaknya mahasiswa yang datang terlambat, katanya, jadwal kuliah pun harus diundur. Seharusnya, kuliah umum dimulai pukul 14.00 WIB. Namun akibat keterlambatan para mahasiswa, kuliah dimulai pukul 15.15.
"Saya kecewa dengan sejumlah mahasiswa yang datang terlambat. Ngaret. Kuliah seharusnya dimulai lebih siang, tidak sore seperti ini. Ini bukan menunggu pemberi kuliah, melainkan menunggu mahasiswanya," katanya.
Sejak pukul 14.00, masih banyak mahasiswa yang datang ke tempat kuliah umum tersebut. Mereka datang dengan santainya secara bergerombol sampai berpasangan. Karenanya, Dandim sangat berang kepada para mahasiswa yang datang terlambat tersebut
Tidak hanya karena keterlambatan, kuliah umum tersebut terganggu oleh putusnya aliran listrik saat kuliah berlangsung. Listrik dari generator pun sering kembali mati. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat dalam kuliah umum tersebut. (*)