TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Perhatian terhadap anak-anak pengungsi Rohingya terus ditunjukkan lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa.
Melalui Disaster Management Center (DMC), mereka menggulirkan program Sekolah Ceria bagi anak-anak Pengungsi Rohingya.
Tak hanya Ramadan, program ini sebelumnya rutin dilaksanakan, dengan tujuan menghibur sekaligus memberikan pendidikan dasar, di antara lain asah keterampilan (kerajinan tangan), mempelajari bahasa (Indonesia dan Inggris), dan kegiatan menarik lainnya.
"Kegiatan rutin Sekolah Ceria ini kita fokuskan di Kuala Langsa, dan Bayeun. Sebelum Ramadhan kegiatan ini memang sudah berlangsung sejak sebulan lalu,” ujar Eka Suwandi, Koordinator DMC Dompet Dhuafa, Rabu (24/6/2015).
Setiap pagi dan sore hari, pengungsi berkumpul untuk mengasah kemampuan mereka belajar bahasa. Perlahan tapi pasti, mereka mulai menunjukkan perkembangan.
Tiga pekan berlalu, relawan Dompet Dhuafa mendampingi pengungsi Rohingya di Langsa untuk memudahkan pelajaran bahasa itu.
Pembelajaran bahasa melalui Sekolah Ceria berguna sebagai pemenuhan hak dasar bagi masyarakat etnis Rohingya untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Mengandeng Gerakan Para Pendongeng untuk Kemanusiaan (GePPUK) Jakarta, mereka menggelar kegiatan Dongeng Ceria.
"Ini untuk menghibur anak-anak pengungsi tersebut menggunakan metode praktik memainkan boneka dari kaos kaki, yang juga merupakan hasil karya anak-anak pengungsi Rohingya saat mengikuti pelatihan keterampilan kerajinan tangan," katanya.
Saat ini, Dompet Dhuafa tengah membangun Tranning Center, yang nantinya akan difungsikan untuk pelatihan para relawan, baik relawan Dompet Dhuafa maupun lokal, guna mengasah keterampilan mereka, sebelum digulirkan kepada para pengungsi. (Eko Sutriyanto)