Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemudik kendaraan pribadi disarankan tidak menyimpan bahan bakar minyak (BBM) kalengan sebagai cadangan bahan bakar selama perjalanan untuk waktu lama, karena dikhawatirkan meledak.
"Sifat bahan bakar berbeda dengan oli atau minyak rem. Jika BBM kalengan disimpan di dalam suhu panas ya bisa beraksi. BBM disimpan di bagasi, macet panjang, suhu panas, saya khawatir terjadi ledakan,” kata anggota Komisi VII DPR, Joko Purwanto di Jakarta, Minggu (12/7/2015).
Menurut Joko, BBM tersebut harus segera digunakan setelah pembelian, karena tujuan pemasaraannya adalah memudahkan para pemudik yang kesulitan bahan bakar di tengah kemacetan.
Diketahui, Pertamina menyediakan bahan bakar khusus kalengan jenis Pertamax, Pertamax Plus dan Pertamax Dex untuk mengantisipasi tingginya permintaan selama arus mudik. BBM tersebut tersedia di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan non-SPBU berada di jalur mudik, khususnya pulau Jawa.
"Sifat bahan bakar kan berbeda dengan oli atau minyak rem. Jika BBM kalengan itu disimpan dalam suhu panas, ya bisa beraksi. BBM disimpan di bagasi, macet panjang, suhu panas, saya khawatir terjadi ledakan,” kata Joko di Jakarta, Minggu (12/7/2015).
Politikus PPP itu mengapresiasi terobosan PT Pertamina membuat BBM kemasan. Tetapi, ia meminta PT Pertamina terus mensosialisasikan fungsi dan tujuan pembuatan produk tersebut.
“Saya yakin Pertamina telah menghitung keamanan dan kekuatan kemasan BBM tersebut. Tapi, kita tidak harus bergerak setelah adanya insiden (ledakan). Ini harus terus disosialisasikan agar masyarakat mampu menggunakannya secara bijak,” imbuh dia.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Ahmad Bambang, menyatakan BBM kalengan dijual untuk mengatasi kemacetan. Ia meminta BBM tersebut tak dibawa dalam perjalanan jauh atau disimpai dalam waktu lama.
“BBM itu kami sediakan di tol yang rest area-nya tidak memiliki SPBU, serta tol yang jarak SPBU-nya jauh seperti Tol Cikopo-Palimanan. Di sepanjang jalur Pantura juga disediakan, karena kami khawatir para pemudik terkena macet, kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan,” imbuh dia.