TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama memastikan bahwa hilal teramati dari wilayah Indonesia, Kamis (16/7/2015). Selain itu umur hilal pun sudah cukup selama 9 jam 26 menit 52 detik.
Pakar astronomi dari Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama Cecep Nuwendaya menuturkan bila hasil pengamatan di Pelabuhan Ratu terlihat hilal dengan ketinggian 3,11 derajat, jarak busur bulan dari matahari 5,27 derajat, umur hilal 9 jam 26 menit 52 detik, dan fraksi iluminasi hilal 0,32 persen.
Dikatakan dia kriteria awal bulan harus memenuhi syarat dimana tinggi hilal minimal 2 derajat, elongasi bulan dan matahari 3 derajat atau umur hilal 8 jam.
"Sebenarnya posisi hilal diakui tidak diakui dan itu harus jadi referensi, hilal teramati di wilayah Indonesia," kata Cecep dalam paparannya di Kementerian Agama, Kamis (16/7/2015)
Dengan dasar tersebut maka 1 syawal berdasarkan kajian astronomi jatuh pada Jumat (17/7/2015).
Namun paparan tersebut belum bisa diambil kesimpulan. Paparan tersebut akan menjadi pertimbangan yang akan dibawa dalam sidang itsbat yang dilakukan setelah maghrib.
Kementerian Agama RI menggelar sidang itsbat dalam rangka menentukan 1 Syawal 1436 Hijriah yang menandakan Hari Raya Idul Fitri sudah tiba.
Sidang itsbat digelar di Kantor Kementerian Agama RI Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (16/7/2015) yang diawali paparan posisi hilal awal Syawal oleh Tim Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama mulai pukul 17.00 WIB.
"Seperti biasa bahwa akan diawali paparan pakar astromi hisab dan rukyat menjelaskan posisi hilal terakhir saat ini dilihat dari seluruh wilayah tanah air, bahkan berbagai bagian dunia, tingginya berapa," kata Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefuddin di Kementerian Agama.
Dikatakannya proses sidang itsbat dilakukan secara tertutup kemudian hasilnya akan diumumkan kepada publik.
"Sidang itsbat seperti tahun lalu tertutup. Nanti hasil sidang itsbat akan diumumkan secara terbuka," katanya.