Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Ketua Majelis Pimpinan Pusat Forum Silaturahmi Tamir Masjid dan Musala Indonesia (MPP Fahmi Tamami), Rhoma Irama mengimbau untuk seluruh umat Kristen dan Islam untuk tidak terprovokasi insiden di Tolikara, Papua, Jumat lalu.
"Saya mengimbau masyarakat Kristen dan Islam untuk tidak terprovokasi. Ini urusan pemerintah, biarlah pemerintah menyelesaikannya urusannya," ujarnya di Sekretariat MPP Fahmi Tamami, Jakarta, Senin (20/7/ 2015)
Insiden di Tolikara, Papua menurut Bang Haji merupakan sebuah kasus kecelakaan dan bukan unsur kesengajaan.
"Saya melihat kasus ini by accident bukan by design. Jadi saya harap umat muslim tetap menjaga Islam yang rahmatan lil alamin," tambahnya.
Lebih lanjut, Rhoma Irama mengatakan bahwa pemerintah dan seluruh masyarakat di Indonesia harus menciptakan iklim yang kondusif dalam kerukunan beragama untuk persatuan nasional yang heterogen tanpa membedakan bangsa dan budaya.
Diberitakan sebelumnya Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, Lenis Kogoya, mengatakan kejadian penyerangan di Kabupaten Tolikara, Papua yang bertepatan pada hari raya Idul Fitri kemarin baru pertama kalinya terjadi.
"Pengalaman masa lalu, sampai detik ini, Papua tidak pernah terjadi konflik masalah agama. Tidak pernah satupun terjadi konflik antaragama," ujar Lenis di Kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu (18/7/2015).
Lenis mengatakan penyerangan yang terjadi kemarin berbeda dengan kondisi sebelumnya di Papua yang tidak pernah terjadi konflik karena persoalan antar agama.
"Waktu SMA saya di biara dibesarkan oleh muslim. Kebersamaan sangat harmonis sekali. Di Papua enggak pernah terjadi gejolak masalah agama. Pada saat acara syukuran justru yang muslim dan kristen, dua-duanya berdiri berdoa. Jadi kebersamaan antar agama tidak masalah," kata Lenis.
Akibatnya, Lenis menyebut penyerangan tersebut sebagai musibah yang tiba-tiba saja datang. Ia pun mewakili pemerintah meminta maaf kepada masyarakat atas musibah yang terjadi.