TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musim kemarau kali ini diprediksi bakal terjadi hingga akhir tahun.
Dwi Andreas, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) bidang Pangan, mengatakan kekeringan akan terjadi pada 600.000 sawah yang ada di Pulau Jawa. Angka tersebut mencapai 20 persen dari total 3 juta sawah yang ada di Pulau Jawa.
"Ini menjadi kemarau terparah," ujar Guru Besar Bidang Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santoso, Rabu (29/7/2015).
Dwi menjelaskan, dari pantai utara Jawa, semakin ke timur semakin panas, tidak seperti di barat. Sedangkan di bagian selatan Jawa sekitar tiga minggu lalu, sudah mencapai Kebumen. "Sekarang kemarau panasnya hampir merata," papar Dwi.
Dengan kemarau panjang seperti ini, Dwi mengimbau kepada pemerintah mendorong produksi petani, agar mendapat cadangan saat musim paceklik. "Sebaiknya, pemerintah tidak lagi menekan petani untuk produksinya," kata Dwi.
Dwi menambahkan, sebaiknya petani juga mulai diversifikasi tanaman, dengan begitu tidak tergantung dengan komoditas padi saja jika terjadi gagal panen. "Langkah terdekat seharusnya, petani mulai dialihkan tidak lagi menaman (padi, jagung, dan kedelai) itu," papar Dwi.