TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengungkapkan fasilitas pemondokan untuk jamaah haji tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Tetapi jaraknya saja yang lebih jauh dari Masjidil Haram sebagai dampak dari perluasan areal Masjidil Haram yang dilakukan Pemerintah Saudi Arabia.
"Memang secara jujur harus saya akui secara lokasi memang menjauh, ini karena dampak perluasan masjidil haram. Itu sebabnya kenapa pelayanan bus shalawat ditingkatkan," ungkap Lukman dalam acara pengundian pemondokan jamaah haji di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Jumat (31/7/2015).
Dalam rangka peningkatan pelayanan, jamaah haji Indonesia yang mendapatkan pemondokan di atas radius 2000 meter dari Masjidil Haram. Sebanyak 119.151 jamaah akan dilayani sebanyak 209 bus shalawat yang beroperasi selama 24 jam dengan 33 titik halte.
Dikatakan Menteri Agama ada dua perusahaan yang sudah dikontrak pemerintah RI untuk armada bus shalawat dan akan melayani enam wilayah diantaranya Raudhah, Syssah, Mahbas Jin, Aziziah, Misfalah, dan Jarwal.
"Bus-busnya cukup baik, kondisinya masih baru. Bus akan terus berputar dari pemondokan ke Masjidil Haram dan dari Masjidil Haram ke pemondokan. Itu tidak dipungut biaya satu riyal pun, tapi memang jelang wukuf H-5 atau H-7 itu lalu lintas ditutup maka operasi bus shalawat dihentikan, setelah itu dihidupkan kembali," ujarnya.
Dijelaskan Lukman, ketika jamaah haji berada di Mekah akan terbagi ke dalam 52 maktab, sehingga setiap maktab akan bertanggungjawab terhadap kurang lebih 3000 orang jamaah.
"(Dengan demikian) Setiap jamaah haji dengan mudah akan tahu di maktab mana, kemudian bisa diketahui juga tinggal di wilayah mana dan pemondokannya di alamat mana," katanya.