News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Acara Parade Tauhid Bukan Rekomendasi KUII

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo menutup acara Kongres Umat Islam Indonesia Ke-6 yang digelar di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Rabu (11/2/2015).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Steering Committee (SC) atau Panitia Pengarah Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) 2015 KH Slamet Effendi Yusuf menilai kegiatan Parade Tauhid yang akan digelar di Jakarta, Minggu (16/8/2015) bukan amanah atau rekomendasi dari KUII 2015. Artinya Parade Tauhid itu tidak ada hubungannya dengan KUII 2015.

“Tidak ada kaitannya antara KUII dengan Parade Tauhid dan setiap kegiatan seperti jangan langsung ditafsirkan sebagai pelaksanaan dari rekomendasi KUII 2015. Memang kegiatan itu tidak buruk, asal niatnya untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Republik Indonesia (RI). Bila demikian, acaranya harus berisikan semangat cinta tanah air, semangat mencintai, dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif,” ujar KH Slamef Effendi, Kamis(13/8/2015).

Untuk itu, KH Slamet Effendi mengimbau agar kegiatan-kegiatan seperti itu, baik itu tindakan atau omongan tidak sampai bertentangan dengan eksistensi NKRI.

Dengan demikian, Parade Tauhid itu harus menonjolkan Merah Putih.

“Jangan sampai acara yang tujuannya untuk peringatan HUT ke-70 RI, tapi bendera-bendera yang mereka usung bukan Merah Putih,” ujarnya.

Selain itu, Kiai Slamet juga meminta agar kegiatan Parade Tauhid itu tidak mempertentangkan dengan acara ceramah umat Islam di Masjid Istiqlal yang digelar bersamaan dengan kegiatan tersebut. Artinya semua harus saling mendukung dan tidak saling mendiskreditkan.

Menurutnya, proklamasi adalah hasil puncak dari upaya umat Islam dalam mendirikan negara di kawasan Nusantara ini. Dengan demikian, umat Islam wajib merawat, menjaga, melindungi, dan memajukan NKRI. sehingga rakyat Indonesia yang ada didalamnya sebagian besar umat Islam bisa hidup makmur dan sejahtera.

“NKRI itu mutlak. Jadi jangan berpikir untuk membuat konsep negara lain, katakanlah negara agama, negara komunis, atau negara sosialiasi. Negara kita ini adalah negara Pancasila,” kata KH Slamet Effendi Yusuf.

Dihubungi terpisah, Wakil Sekjen PB Nahdlatul Ulama (NU) demisioner, Adnan Anwar mengatakan bahwa sejatinya kegiatan apa saja yang membawa nama islam jika hal itu memang bertujuan baik dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan negara tidak perlu dimasalahkan.

“Kita ingin tahu kegiatan itu tujuan sesungguhnya mau apa dulu. Kalau pada akhirnya mau mengganti ideologi negara tentu sangat tidak boleh. Kalau masalah ideologi negara saya rasa sudah final dan tidak perlu diperdebatkan lagi yaitu Pancasila. Yang penting kegiatan tersebut tidak mengganggu ideologi negara kita,” ujar Adnan.

Pria yang digadang-gadang bakal menjabat sebagai Sekjen PBNU ini juga mengingatkan kepada umat islam di Tanah Air untuk tidak mudah terpancing dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang selalu mengatasnamakan islam. Apalagi kegiatan yang bertujuan menggunakan kekerasan atau pun meneror kelompok-kelompok yang tidak sepaham atau berbeda pandangan.

Apalagi, lanjut, acara Parade Tauhid yang akan digelar menjelang perayaan HUT ke-70 RI sangat tidak tepat kalau memang tujuannya
melenceng.

“Jangan sampai mengajak umat Islam untuk ikut kegiatan itu yang nantinya justru melanggar koridor hukum atau memperkeruh
suasana,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini