TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto mengapresiasi pidato presiden Joko Widodo yang menyinggung tentang persatuan.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan bahwa persatuan menjadi solusi menyelesaikan persoalan bangsa.
"Persatuan bukanlah menjadi beban. Persatuan dapat membuat sinergitas antar daerah dalam pembangunan," kata Nico dalam diskusi bertema 'Membaca 70 Tahun Indonesia', di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/8/2015).
Nico menuturkan, dulu antar daerah kurang bersatu karena daerah yang kaya dipaksa untuk membantu daerah yang miskin.
Hal itu dapat menggesek rasa persatuan karena daerah kaya merasakan hal yang tidak adil sebab tidak dapat memanfaatkan kekayaannya.
"Tapi sekarang tidak seperti itu lagi. Pola pembangunan di daerah menguatkan rasa persatuan," tuturnya.
Seperti diketahui, dalam pidatonya, presiden Jokowi mengatakan, sejarah telah mengajarkan kepada kita, kunci untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut adalah persatuan. Persatuan!
"Pada tahun-tahun awal kemerdekaan, bangsa Indonesia terus dihadapkan pada persoalan besar, yaitu melawan penjajah yang ingin kembali berkuasa," kata Jokowi.
Dalam kondisi sulit seperti itu kata Jokowi, hubungan antara pemimpin dengan pemimpin, antara pemimpin dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat, justru terjalin sangat erat dan mendalam.
Semangat persatuan mereka laksana semen yang menyatukan butir-butir pasir menjadi pilar yang kokoh. Karena persatuan itu, kita tetap menjadi bangsa yang merdeka dan bermartabat.
"Oleh sebab itu, untuk mengatasi seluruh persoalan bangsa dewasa ini, kita harus tetap utuh, bekerja bahu membahu, tidak boleh terpecah belah oleh pertentangan politik dan kepentingan jangka pendek. Sehingga kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan dapat terwujud," ujar Jokowi.