Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menegaskan jika semua aparatur negara yang terkait dengan hilangnya pesawat Trigana IL-257 harus bertanggungjawab. Ia mengatakan tidak akan mentoleransi kelalaian apapun terkaitnya hilangnya pesawat berjenis ATR 42 tersebut.
"Hilangnya pesawat Trigana kemarin siang, menjadi contoh bahwa kewaspadaan kita diuji, cuma apabila ada kelalaian tidak akan ada toleransi apapun, terutama yang berada di UPT Bandara" ujar Jonan di kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Senin (17/8/2015).
Menurutnya, tidak mudah bekerja di kementerian perhubungan, terutama yang di unit pelayanan teknis (UPT). Semuanya mesti selalu waspada kapanpun waktunya. Semua elemen harus meyakinkan jika keselamatan adalah nomor satu.
"Kalau di pusat, pekerjaan paling mudah, tidak harus cari uang, dan hanya administrasi. Rekan kita di ujung pelayaran, non administrasi, rekan-rekan tugasnya sangat berat. Bahwa semua tugas di UPT harus waspada, tidak boleh membuat kelalaian sekecil apapun juga," tegasnya.
Jonan mengatakan hingga saat ini belum tahu persis penyebab hilangnya pesawat dengan nomor registrasi PK-YRN tersebut. Pihaknya terus berupaya semaksimal mungkin memastikan kondisi pesawat yang membawa 49 penumpang dan 5 awak kabin tersebut.
"Cuma belum tahu persis penyebabnya apa. Di sini kesungguhan kita benar-benar diuji," pungkasnya.
Untuk diketahui Pesawat Trigana dengan Nomor registrasi PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257 hilang kontak di sekitar wilayah Oksibil, Papua. Pesawat hilang saat hendak menempuh rute, Jayapura (DJJ)-Oksibil (OKS).
Pesawat Take Off dari Bandara Sentani pukul14.22 LT ETA, dengan estimasi tiba pada pukul 15.04 LT. Pukul 14.55 pesawat tersebut melakukan kontak dengan tower Oksibil. Ternyata kontak tersebut merupakan kontak terakhir, setelah pada pukul 15.00 tidak ada jawaban dari pesawat tersebut.