TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 54 jenazah Trigana Air yang jatuh di sekitar Distrik Okbape, Papua, sedang dalam proses evakuasi oleh TIM SAR gabungan. Jenzah akan dikumpulkan terlebih dahulu di Bandara terdekat, yaitu Oksibil, kemudian dibawa ke Sentani, dan terakhir ke Jayapura sebelum diterbangkan ke rumah duka.
"Nanti identifikasi di Jayapura," ujar Deputi Operasi Basarnas, Mayjen TNI, Heronimus Guru di kantornya, Selasa, (18/8/2015).
Sementara itu, evakuasi jenazah menggunakan cara hoisting atau digantung satu per satu melalui pesawat Bell milik freeport. Pembuatan helipad di sekitar lokasi jatuhnya pesawat tidak memungkinkan lantaran cuaca yang sangat extreem.
"Karena cuaca, cara hoisting paling cepat, karena helipad belum bisa. Sementara itu apabila menggunakan jalur darat membutuhkan waktu sekitar lima jam dari Oksibil," tuturnya.
Sementara itu di lokasi jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan IL-256 tersebut terdapat 20 orang personel TNI, 9 Basarnas, dibantu 50 orang masyarakat.
"Di sana dibagi dua tim," katanya.
Sebelumnya Basarnas memastikan telah menemukan serpihan pesawat Trigana dengan nomor penerbangan IL-256 ruter Jayapura-Oksibil tersebut. Serpihan pesawat berjenis ATR-42 itu, berada pada tebing pegunungan yang berada di distrik Okbape.
"Lokasi tersebut berada pada 7 nautical mil atau 14 Kilometer dari bandara Oksibil," ujar Heronimus.
Untuk diketahui Pesawat Trigana dengan Nomor registrasi PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-257 hilang kontak di sekitar wilayah Oksibil, Papua. Pesawat hilang saat hendak menempuh rute, Jayapura (DJJ)-Oksibil (OKS).
Pesawat Take Off dari Bandara Sentani pukul14.22 LT ETA, dengan estimasi tiba pada pukul 15.04 LT. Pukul 14.55 pesawat tersebut melakukan kontak dengan tower Oksibil. Ternyata kontak tersebut merupakan kontak terakhir, setelah pada pukul 15.00 tidak ada jawaban dari pesawat tersebut.