TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Menjadi pilot lebih dari 30 tahun, Hasanuddin sudah berkali-kali lolos dari kejadian yang bisa membahayakan keselamatannya. Hasanuddin dikenal sebagai pilot tangguh dan berotak encer di kalangan keluarga dan pilot lainnya.
"Sebelum tragedi ini, banyak mas kejadian yang sebenernya bisa membunuh bapak. Cuma beliau selalu bisa cari jalan keluar dan akhirnya selamat," kata keponakan Hasanuddin, Ridwan Iskandar (36).
Ridwan mengatakan, salah satu peristiwa adalah saat pesawat Trigana Air tergelincir saat mendarat di salah satu bandara di Papua sampai masuk ke kawasan pemukiman penduduk.
"Pernah juga dulu pas mau mendarat di salah satu bandara, landasan tidak ada lampu sama sekali. Akhirnya lewat komunikasi dengan orang-orang bandara, bapak berhasil meminta sejumlah tukang ojek untuk menyalakan lampu menerangi landasan. Entah gimana caranya itu," katanya.
Peristiwa mematikan lainnya adalah saat pesawat Trigana Air yang dipilotinya tiba-tiba mengalami mati mesin di udara, lalu mulai jatuh.
"Itu pak Hasanuddin sempat kirim pesan ke istrinya, ibu Siti Zaenab. Dia mohon doa, karena pesawatnya sedang mati mesin. Alhamdulillah, pesawatnya berhasil nyala lagi," kata Ridwan.
Saat melihat berita soal kecelakaan Trigana Air di televisi kemarin, lanjut Ridwan, ia dan keluarga masih berharap Hasanudin kembali berhasil lolos dari sang maut.
"Sampai pagi tadi kami masih berharap pak Hasanuddin bertahan hidup. Tapi pas lihat kantong-kantong mayat, kami langsung lemas semua. Mungkin ini sudah jalannya," kata Ridwan lagi.