News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua ‎MA Klaim Vonis Terhadap Koruptor Sudah Gunakan Hati Nurani

Penulis: Edwin Firdaus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015). Hatta Ali menyatakan kebijakan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 7 tahun 2014 tidak untuk menentang putusan lembaga lain. SEMA ini menegaskan peninjauan kembali (PK) hanya sekali sesuai UU MA dan UU Kekuasaan Kehakiman. WARTA KOTA / HENRY LOPULALAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Mahkamah Agung (MA), Hatta Ali mengatakan pihaknya punya pandangan sendiri merespon kritikan masyarakat dan LSM antikorupsi yang mengatakan jika vonis terhadap koruptor menurun.

Menurut Hatta, vonis terhadap pelaku tindak pidana korupsi harus berdasarkan perbuatan pidana seseorang.

"Saya rasa tidak demikian. vonis kepada koruptor dari tahun ke tahun sudah tepat karena sesuai tindak pidananya. Saya pernah ditanya mengenai ringannya hukuman pelaku korupsi yang divonis 1 tahun dan saya tertarik untuk mengetahui kasus itu," kata Hatta di Gedung MA, Jakarta Pusat, Rabu (19/8/2015)

Dari kasus yang ia teliti itu, alasan seorang majelis hakim hanya memutus vonis pidana penjara 1 tahun karena korupsinya tidak sampai Rp 15 juta.

"Nah saya kembali tanya ke anda-anda semua, apakah adil pelaku korupsi yang tidak sampai Rp 15 juta dijatuhi pidana 4 tahun? Hakim itu pasti punya hati nurani," kata Hatta tanpa mau menyebutkan detail kasus yang dia maksud

Menurut Hatta, hati nurani hakim bisa digunakan saat memutus tindak pidana korupsi. Misalnya hanya 15 juta korupsinya, maka hukuman 4 tahun tidak memenuhi rasa keadilan.
Maka Hatta mengaku tak heran pelaku tersebut dikenakan Pasal 3 UU Tipikor tahun 1999 yang ancaman minimalnya 1 tahun. Bukan menerapkan Pasal 2 UU Tipikor yang ancamannya minimal 4 tahun.

"Vonis terhadap koruptor tidak bisa semuanya diberatkan sesuai keinginan publik. Hakim memiliki hati nurani dalam memvonis berdasarkan pidana yang diperbuat seseorang," kata Hatta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini