News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

Wapres JK: Perekonomian Indonesia Terdampak Krisis Asia

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasir menunjukan uang dollar Amerika di tempat penukaran uang asing PT Ayu Masagung, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2015). Nilai tukar rupiah hari ini mengalami koreksi harian terparahnya di 2015. Dalam setengah hari rupiah anjlok 1,33% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dolar AS yang kemarin sudah menguat, pagi tadi kembali perkasa. Mata uang Paman Sam itu dibuka di Rp 13.690 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.610 per dolar AS.Secara perlahan tapi pasti, dolar AS terus menguat hingga menembus Rp 13.825 yang merupakan posisi tertingginya hari ini, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/8/2015). Warta Kota/angga bhagya nugraha

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp 14 ribu per dolar Amerika Serikat, Jumat (21/8/2015). Tapi kembali menguat di kisaran Rp 13.964 saat penutupan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut pelemahan rupiah disebabkan banyak hal. Sebelumnya, nilai tukar rupiah turun karena perekonomian AS yang membaik, sehingga dolar menguat terhadap seluruh mata uang, termasuk rupiah.

Nilai tukar rupiah kembali melemah setelah Tiongkok mendevaluasi mata uangnya, Yuan, hingga hampir dua persen. Eratnya perdagangan Tiongkok dan Indonesia membuat perekonomian Indonesia kembali terdampak.

Belakangan, krisis ekonomi dan politik Malaysia kembali memperparah kondisi ekonomi Indonesia. Alhasil kepercayaan pasar terhadap Asia ikut menurun, dan dampaknya terasa di hampir seluruh Asia.

"Ekonomi di Asia itu menurun banyak orang keluar dari Asia," kata Wapres JK kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2015).

Fenomena ini membuat banyak investor meninggalkan rupiah dan menggantinya dengan dolar, yang selama ini nilai tukarnya relatif stabil. Dampaknya, permintaan terhadap dolar terus meningkat, dan nilai tukar rupiah tergerus.

"Artinya dolar susah, berarti dia kuat. Begitu rumusnya kenapa rupiah melemah " jelas JK.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini