News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo Buruh

DPD Nilai Aksi Buruh Bentuk Protes Terhadap Pemerintah

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan buruh mengikuti aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9/2015). Aksi ribuan buruh dari berbagai elemen itu menuntut pemerintah mengeluarkan regulasi untuk melindungi buruh , perbaikan kesehatan serta jaminan Hari Tua serta menolak ancaman pemutusan hubungan kerja buruh akibat melemahnya nilai rupiah dan menolak masuknya tenaga kerja asing. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPD RI Nofi Chandra menilai aksi puluhan ribu buruh hari ini merupakan bentuk ungkapan protes dan kekecewaan terhadap pemerintah yang tidak mampu menyelesaikan masalah ekonomi di Indonesia.

"Aksi buruh ini salah satu penyebabnya adalah kegagalan pemerintah mengatasi permasalahan ini (ekonomi)," ucap Nofi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Senator asal Sumatera Barat ini mengatakan retorika pemerintah dan target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan sangat jauh dari kenyataan.

Presiden dan para menterinya terlihat santai tanpa melakukan langkah yang praktis dan nyata.

"Hal ini tentu mengkhawatirkan karena akan menimbulkan PHK besar-besaran," ungkap tokoh muda yang bersama anggota DPD lainnya menggagas Poros Senator Indonesia untuk memberikan pandangan-pandangan kritis yang membangun dalam pelbagai persoalan kebangsaan.

Apalagi, dia menambahkan, pemerintah malah mempermudah buruh asing bekerja di Indonesia. Padahal buruh Indonesia terancam kena PHK dan jumlah pengangguran yang masih tinggi.

"Hal ini terbukti dengan membuka peluang kepada tenaga kerja asing untuk bebas bekerja di Indonesia. Padahal di sisi lain, TKI semakin tidak jelas masa depannya. Pemerintah menganaktirikan Tenaga Kerja Indonesia di negaranya sendiri," tegasnya.

Namun dia mengakui, aksi buruh hari ini sebenarnya agak riskan bagi ekonomi Indonesia. "Hal ini bisa membuat rupiah semakin tertekan dan para investor menjadi kehilangan trust terhadap pasar Indonesia," tandas Nofi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini