TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Indonesia di Salemba, Jakarta Pusat, Direktur IMF Christine Lagarde hadir mengenakan jaket dan atasan hitam, serta lehernya berbalut syal batik.
Setelah Prof. Dr. Mari Elka Pangestu, yang hadir sebagai moderator, membacakan profil Christine, bos IMF itu langsung dipersilakan menaiki podium untuk memberikan kuliah umum.
Namun, sebelum mulai berpidato pada Selasa (1/9/2015) ini, Christine terlebih dahulu meminta izin melepas jaketnya, lantaran suhu ruangan kuliah itu dirasa cukup hangat. Setelah jaket dibuka, syal batiknya pun lebih terlihat. Apalagi atasan berlengan pendek yang dikenakannya berwarna hitam, jadi lebih menunjukkan warna syalnya yang cukup cerah.
"Sebentar saya buka jaket dulu. Rasanya di sini cukup hangat, jadi kurang nyaman jika terus mengenakan jaket," ucapnya, seraya melepas jaket hitamnya.
Meski mengaku hangat, Christine tetap membiarkan syal batiknya menggelung di lehernya. Ia mengaku sengaja memakai syal batik itu untuk menghargai Indonesia.
"Kalau syal ini, saya akan tetap pakai. Sengaja saya kenakan untuk menghargai Indonesia," kata dia lagi, disambut senyum dari peserta kuliah umum.
Bertopik 'Poised for Take-off, Unleashing Indonesia's Economic Potential', kuliah umum ini menjadi kesempatan bagi Christine sebagai petinggi IMF untuk menggarisbawahi berbagai peluang yang bisa dikedepankan oleh Indonesia untuk membangkitkan ekonomi Indonesia.
Pidato Christine disampaikan dalam sebuah kuliah umum karena bos IMF itu berharap visinya untuk mengembangkan ekonomi Indonesia ini dapat didengar dan diberi masukan dari kaum muda Indonesia.