TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan Pimpinan DPR sebagai simbol perwakilan Negara Indonesia di Konferensi Pers Bakal Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump melukai Bangsa Indonesia sebagai negara kesatuan.
Anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Yanuar Prihatin mengatakan kedatangan rombongan Setya Novanto dan Fadli Zon serta pimpinan lainnya sejatinya sebagai perwakilan resmi di Indonesia pada sidang Inter-Parliamentary Union (IPU). Sidang IPU bertajuk 'The Fourth World Conference of Speakers of Parliament' itu diadakan 31 Agustus sampai 2 September 2015.
"Setya Novanto cs pergi atas fasilitas negara dan tentu saja itu hubungan resmi karena dia pimpinan DPR melakukan kunjungan resmi mendatangi momen politik," ujar Yanuar Prihatin dalam keterangannya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Minggu (6/8/2015).
Anggota Komisi II ini juga melihat akan terjadi efek negatif kepada publik Amerika Serikat dan tidak menguntungkan Indonesia. Sehingga ia menyarankan, jika masih di Amerika maka rombongan Setnov harus ke partai Demokrat melakukan kunjungan ke bakal calon kuat Hillary Clinton.
"Merugikan bangsa Indonesia jika dianggap mendukung Trump dari Partai Republik dan akan fatal pada akhir pemilihan Presiden AS pemenangnya yakni Partai Demokrat, Hillary Clinton. Sehingga jangan berat sebelah," tuturnya.
Ia juga meminta percakapan Setya Novanto dan Fadli Zon dengan Donald Trump disampaikan kepada publik. Sehingga terlihat jelas pertemuan tersebut ada manfaat bagi negara.
"Seluruh pembicaran bersama Trump harus diekspos publik. Karena sekarang tidak clear dan mereka harus sampaikan apa agenda pembicaraan, capaian serta targetnya. Ini kan gak ada? Serta kepentingannya apa hadir dalam acara semacam itu," tegasnya.
Dia berharap Setya Novanto dan Fadli Zon bersikap jujur dalam bertemu Donal Trump. Apakah memanfaatkan untuk kepentingan publik atau kelompok tertentu saja. Terutama dalam mempelajari visi dan misi Donal Trump dalam pencalonan Presiden AS.
"Apa mereka tidak mengerti berkaitan dengan Donal Trump itu siapa dan Partai Republik. Serta kebijakan terhadap Timur Tengah itu apa, kebijakan dengan Indonesia dan Amerika. Terutama sejumlah perusahaan Amerika di Indonesia dan apa yang diperjuangkan. Jangan memanfaatkan kepentingan kelompok," terangnya.
Ia meminta sekiranya pertemuan Setya Novanto dan Trump memiliki efek negatif kepada Indonesia. Ia meminta Setya Novanto harus bertanggung jawab. Sementara itu, seluruh anggota DPR harus berperan proaktif menyikapi pertemuan tersebut.
"Selain petisi, Dewan kehormatan agar menindak secara proaktif. Selanjutnya meminta Setya Novanto mundur sebagai ketua DPR jika terbukti bahwa memberikan efek negatif dan kepentingan politik," terangnya.
Polemik Pertemuan Donald Trump
Percakapan Setya Novanto-Fadli Zon dengan Donald Trump Harus Disampaikan kepada Publik
Penulis: Dewi Agustina
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger