News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyanderaan WNI

"Semoga Sudirman dan Badar Dapat Kita Kembalikan ke Keluarga"

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prananda Surya Paloh (kiri) dan Hermawi Taslim (kanan) dalam diskusi Refleksi Hari Kemerdekaan Indonesia, Memaknai Ulang Kemerdekaan Indonesia” yang digelar oleh Badan Advokasi Hukum (BAHU) DPP Partai Nasdem, Jakarta, Sabtu (22/8).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandiatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  "Semoga Sudirman dan Badar dapat kita kembalikan kepada keluarganya masing-masing."

Begitu doa anggota Komisi I DPR, Prananda Surya Paloh. Ia berharap Pemerintah dapat melepaskan Suridman dan Badar, dua WNI yang disandera kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kedua tukang kayu ini diculik OPM dan dibawa ke wilayah Skouwtiau, Papua Nugini. Penculikan berawal dari peristiwa penembakan terhadap empat pekerja penebang kayu di Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, Rabu (9/9/2015). Satu orang tewas, satu orang berhasil kabur. Sementara Sudirman dan Badar disandera OPM.

"Saya juga menyatakan mendukung tiap langkah pembebasan baik secara diplomatik maupun secara militer," ujar putra Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh itu kepada Tribunnews.com di Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Selain itu ia juga ingin memberikan semangat untuk pimpinan serta jajaran instansi terkait yang sedang bekerja keras membebaskan dua WNI yang tengah disandera.

"Saya yakin diplomat serta intelijen kita sedang bekerja keras, sementara pasukan khusus kita sedang melakukan persiapan-persiapan jika tiap saat diperlukan," harap dia.

Perkembangan terakhir, Kementerian Luar Negeri menolak upaya barter dua WNI yang disandera kelompok OPM. Separatis bersenjata ini meminta barter sandera dengan dua rekannya yang ditahan polisi karena kasus narkoba.

"Tidak ada barter. Kita akan coba melakukan upaya-upaya lain karena saudara yang diculik ini adalah sipil yang tidak tahu apa-apa, jadi tidak ada barter dan tidak ada tuntutan-tuntutan lain," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini