Laporan Wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshidiqie, masih terkesan pada satu pertemuan dengan almarhum pengacara senior, Adnan Buyung Nasution.
Pertemuan yang ia maksud berlangsung antara 1989 dan 1990, ketika Jimly sedang meneliti untuk studi doktoralnya. Dia bertemu Adnan Buyung yang waktu itu kuliah di Universitas Leiden, Belanda.
"Waktu itu dia (Adnan Buyung) belum selesai (studinya). Saya lagi doktor di UI dan sedang riset di Belanda tahun 89 atau 90. Kami bertemu di Leiden. Pertemuan pertama bukan tanya kabar tapi langsung tanya, 'Disertasi Anda apa gunanya untuk bangsa dan negara?'" cerita Jimly saat menghadiri pemakaman Adnan Buyung di Tanah Kusir, Jakarta, Kamis (24/9/2015).
Pria yang sempat mengikuti seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi ini, menceritakan usai pertemuan itu dia menjelaskan bagaimana konstribusi karya ilmiahnya.
Jimly menjelaskan dunia hukum Indonesia kehilangan seorang sosok ahli hukum yang memiliki konsistensi antara perkataan dan perbuatan. "Pola komunikasi beliau berbeda dengan politisi, dia jujur dan kritis sekali," kata Jimly.
Kekaguman Jimly terhadap Almarhum Adnan Buyung dia wujudkan dengan selalu menyertakan pendiri Lembaga Bantuan Hukum itu dalam anggota tim penguji kandidat doktor di Universitas Indonesia.
"Setiap kali Saya menyusun tim penguji doktor di UI, Saya selalu memasukkan nama Beliau. Beliau senang," jelasnya.
Jimly berharap generasi muda dapat belajar dari perjuangan Adnan Buyung yang memperjuangkan hak asasi manusia dan demokrasi selama hidupnya. "Mudah-mudahan generasi muda belajar dari Beliau," ujar dia.