Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Saud Usman Nasution, menilai masyarakat Indonesia begitu mudah terprovokasi dengan terorisme luar negeri.
"Contohnya bom Bali terjadi karena soal masalah peristiwa WTC. Di luar yang bermasalah, tapi dendam dilaksanakan di Jakarta. Sama juga bom di JW Marriot. Ini yang sulit," ujar Saud di Balai Kota, Jakarta, Kamis (1/10/2015).
Saud menambahkan pelaku teroris biasanya masyarakat yang mudah terprovokasi. Para teroris pada umumnya tinggal di perumahan-perumahan masyarakat umum dan tidak tinggal di hotel atau di tempat lainnya.
"Permasalahannya bukan di negara kita. Nah pelakunya bukan tinggal di hotel atau di mana, tapi di sekitar kita. Jadi kita perlu peduli teman sekitar, salah satunya dengan optimalisasi FKPT ini," jelas Saud.
Demi meminimalisir adanya teroris di Indonesia, BNPT membentuk Forum Komunikasi Penanggulangan Teroris (FKPT) DKI Jakarta. Saud juga mengatakan, FKPT sangat membantu BNPT yang Sumber Daya Manusianya (SDM) terbilang masih minim.
"Kalau hanya mengharapkan personel BNPT hanya 51 orang tak mungkin. Apalagi tugas cukup besar. Sekarang kami bisa punya 28 FKPT di Indonesia. DKI salah satu yang bagus," ucap Saud.