TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT), Nova Hakim mengecam keras tindakan perobekan ratusan poster dan penurunan paksa spanduk penolakan konsesi di area kantor JICT.
"Menurut laporan pemeriksaan, aksi ini dilakukan oleh empat orang preman memakai penutup wajah pada pukul 04.00 WIB pagi tadi," kata Nova dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/10/2015).
Atas aksi tersebut kata Nova, SP JICT mengutuk upaya represif dan aksi premanisme yang sudah dilakukan terhadap pekerja sejak tiga bulan terakhir.
Aksi represif kali ini dilakukan dini hari tadi dan patut diduga dilancarkan secara terang-terangan oleh manajemen JICT terhadap aspirasi pekerja yang menuntut pengelolaan aset nasional oleh negara.
"Hal ini semakin menegaskan adanya kejanggalan perpanjangan konsesi JICT oleh Pelindo II kepada asing Hutchison karena upaya-upaya represif yang semakin gencar dilakukan," tuturnya.
Masih kata Nova, SP JICT juga mempertanyakan kinerja Direktur HRA JICT yang membawahi keamanan JICT.
Menurutnya, diduga ada upaya kesengajaan dengan memasukkan empat orang preman kedalam areal JICT.
"Padahal tingkat keamanan JICT berlapis dan cukup ketat," tegasnya.
Masih kata Nova, SP JICT pun mengimbau kepada seluruh anggota serikat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi atas aksi premanisme yang diduga dilancarkan oleh jajaran manajemen JICT.
"Aksi-aksi premanisme dan represif yang diduga dilakukan baik oleh Dirut Pelindo II R.J Lino maupun manajemen JICT, SP tidak akan mundur satu langkah pun untuk memperjuangkan pembatalan konsesi agar JICT dapat dikelola nasional dan keuntungan sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia," ujarnya.