News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polri Selidiki Keterlibatan Pejabat Daerah dalam Pembunuhan Salim Kancil

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis dan seniman melakukan teatrikal saat menggelar Aksi Solidaritas untuk Salim Kancil dan Tosan di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (1/10/2015). Aksi Solidaritas untuk Salim Kancil dan Tosan ini adalah salah satu bentuk solidaritas terhadap perjuangan warga dalam mempertahankan lingkungan dan ruang hidupnya dan mengusut tuntas kasus pembunuhan terhadap Salim Kancil seorang aktivis lingkungan. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Tak menutup kemungkinan ada orang di balik Kepal Desa Selok Awar-Awar, Hariyono, tersangka pembunuhan petani Salim Kancil di Lumajang, Jawa Timur.

"Memang tidak menutup kemungkinan ada orang di belakang kepala desa. Untuk soal itu masih didalami," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (2/10/2015).

Penyidik Polda Jawa Timur masih mendalami dugaan keterlibatan aktor intelektual di atas Hariyono, seperti memeriksa alat komunikasi milik Hariyono, dan seluruh pesan singkat yang terekan di dalamnya.

Badrodin enggan berspekulasi ada pejabat daerah yang terlibat dalam penambangan pasir besi. Ia memastikan penyidik bekerja berdasar fakta dan bukti yang mendukung.

‎Hingga saat ini, pejabat yang terbukti terlibat baru Hariyono. Polisi masih menyelidiki dugaan pihak lain yang menyuruh ataupun membiayai Hariyono.

Selain Hariyono ada 22 orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka. Dua dari puluhan orang itu masih berusia 16 tahun. Berkas kedua anak di bawah umur sudah dilimpahkan lebih dulu ke Kejaksaan.

Para tersangka diduga ‎terlibat langsung dalam penganiayaan Salim dan rekannya, Tosan. Korban kedua menderita luka parah akibat perbuatan para pelaku. Sementara Salim meninggal mengenaskan.

Penganiayaan terhadap Salim dan Tosan karena keduanya menolak pembukaan tambang pasir di kawasan tempat tinggalnya. Mereka dianiaya bahkan disetrum setelah melakukan aksi damai.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini