TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan di internal Golkar semakin dekat dengan adanya Silaturahmi Nasional yang digelar kemarin dihadiri oleh Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Rahmat Bagja menilai jika pada akhirnya Golkar bersatu akan tetap terjadi beda pendapat terkait KIH-KMP.
Bagja berpandangan meski sudah bersatu, Golkar akan tetap berada di KMP (Koalisi Merah Putih).
"(Golkar) tetap ikut Pak Ical (Aburizal) di KMP. Karena Golkar dan KMP terlalu dekat," kata Bagja di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/11/2015).
Bagja menuturkan, setelah kubu Aburizal dan Agung mencair, jarak antara Partai Golkar dan Wakil Presiden Jusuf Kalla semakin dekat. Meski nantinya tetap di KMP, Golkar juga tetap dekat dengan pemerintah karena faktor JK.
"Golkar ke JK kan juga dekat, tidak terlalu jauh," tuturnya.
Masih kata Bagja, posisi Golkar di KMP memiliki peran penting, karena sejak awal dibentuknya koalisi tersebut partai berlambang pohon beringin salah satu menjadi motor. "Golkar di KMP itu jadi leading," tandasnya.