TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Golkar, Mahyudin, mengapresiasi adanya silaturahmi nasional (Silatnas) partainya yang dihadiri para petinggi dari kedua kubu yang berseteru.
Menurut Mahyudin, Silatnas merupakan sarana menuju tercapainya islah permanen di internal partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Secara kekeluargaan sudah terjadi Silatnas Golkar, itu sudah terbangun komunikasi yang baik antar kader Golkar. Tapi harus ada follow up dari Silatnas itu," kata Mahyudin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Mahyudin menuturkan, untuk mewujudkan islah permanen di internal Golkar hendaknya harus ada pihak yang mengalah untuk menekan ego.
Ia berpandangan, kalau tidak ada pihak yang mengalah baik Aburizal maupun Agung maka islah permanen rasanya sulit tercapai.
"Kalau tidak ada yang mengalah, Silatnas menjadi hambar. Bisa Pak Aburizal mengalah atau Pak ARB mengalah," tuturnya.
Karena saat ini menurutnya, baik Aburizal maupun Agung sama-sama mempertahankan ego. Agung Laksono contohnya yang ngotot untuk digelarnya musyawarah nasional, sedangkan Aburizal tak berkenan.
"Kalau sama-sama ego kan berarti belum ketemu. Saya pribadi siapapun ketua umumnya tidak masalah," tandasnya.