Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha meminta TNI melakukan psiko test terkait penggunaan senjata.
Hal itu disarankan Tamliha menyikapi kejadian penembakan yang dilakukan Serda YH
terhadap Marsin Sarmani alias Japra (40).
"Tentara mesti selektif kasih senjata, psiko test dulu. Saya enggak pernah pakai pistol karena saya khawatir pistol untuk menembak orang, saya marah sama orang ambil senjata," kata Tamliha di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Politikus PPP itu juga mengingatkan slogan 'Ibu Kandung TNI adalah rakyat. Oleh karenanya, Tamliha meminta peradilan kasus yang melibatkan oknum TNI itu digelar secara terbuka.
"Janji panglima TNI, rakyat itu Ibu kandung TNI kalau dia menembak rakyat, dia menembak Ibu kandungnya sendiri. Kenapa dia menembak orang, apalagi dia sedang menjalani tugas intelejen," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Marsin Sarmani alias Japra (40) tewas ditembak seorang oknum TNI berpangkat Serda berinisial YH di Jalan Mayor Oking depan SPBU Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/11/2015) petang sekitar pukul 16.30 WIB.Korban tewas dengan luka tembakan dibagian pelipis.
Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Auliya Djabar mengatakan, aksi penembakan yang dilakukan pelaku dilatarbelakangi senggolan antara motor korban dengan mobil Honda CRV yang dikemudikan pelaku.
"Pemicunya karena senggolan, pelaku tidak terima kemudian mengejar korban dan terjadilah penembakan," ujar AKP Auliya Djabar kepada TribunnewsBogor.com