TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai mengungkapkan alasannya keluar dari kepengurusan Agung Laksono.
Yorrys tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol pimpinan Agung Laksono.
Yorrys menuturkan dirinya tidak sependapat dengan Agung saat proses penetapan Pilkada.
Ia mengaku tidak mementingkan kekuasaan tetapi bagaimana konsolidasi Golkar dapat tercapai.
"Saya tidak setuju dengan Agung saat proses penetapan Pilkada, idealismenya sudah kemana-mana. Agung sama dengan Aburizal," tutur Yorrys dalam diskusi "Jalan Keluar Sengkarut Konflik Partai Golkar" di DPP Golkar, Jakarta, Minggu (8/11/2015).
Oleh karenanya, paskapenetapan calon kepala daerah di Pilkada, Yorrys menyatakan keluar dari kepengurusan Golkar.
"Kalau gini saya akan keluar tapi konsisten menyelamatkan Golkar. Kita komunikasi dengan JK, Luhut Panjaitan dan Setya Novanto," imbuhnya.
Yorrys juga mengakui kekecewaannya dengan kepemimpinan Aburizal Bakrie.
HISTERIS! Istri di Jember Temukan Jasad Suami Tergeletak Bersimbah Darah, Miris: Sempat Gendong Cucu
Keji! Suami di Bekasi Sayat Leher Istri Hingga Tewas, Jasad Dimandikan dan Dibiarkan di Kasur 2 Hari
Apalagi, pada Pilpres 2014 kemarin tidak mencalonkan presiden. Padahal setiap kali pemilihan presiden, Partai Golkar selalu mencalonkan kadernya.
"Tidak mencalonkan presiden, malah jadi ketua relawan dari partai kecil. Ini tidak bisa kita biarkan. Saya mendorong ormas-ormas kita (Golkar) untuk satu statement, partai harus diselamatkan," ujarnya.
Yorrys menuturkan dirinya sudah menyampaikan kepada Aburizal Bakrie mengenai pendapatnya tersebut. Lalu, Yorrys pun bergabung dengan Agung Laksono karena memiliki idealisme yang sama. Namun, paskapenetapan Pilkada, Yorrys pun berubah haluan meninggalkan Agung Laksono.