TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Episode pencatutan nama Presiden Jokowi dalam kasus perpanjangan kontrak PT Freeport, diyakini akan panjang. Hal ini dikatakan oleh Sekjen Seknas Jokowi, Osmar Tanjung.
Ia yakin, Ketua DPR Setya Novanto (SN) sebagaimana transkrip rekaman kasus Freeport, tidak sendirian mencatut nama Jokowi. Nama Luhut Panjaitan (Menko Polhukam), Darmo (ahli tambang), dan Reza (pengusaha minyak), di samping petinggi Freeport tentunya, disebut-sebut. Bahkan, nama Luhut Panjaitan (LP) disebut-sebut sampai 16 kali.
"Kenapa Setya Novanto menyebut Luhut Panjaitan saat melobi petinggi PT Freeport Indonesia? Ada apa dibalik heboh perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia?" kata Osmar.
"Publik mulai menghubungkan Setya Novanto dengan Luhut Panjaitan yang keduanya adalah kader Golkar," kata Osmar dalam pernyataannya yang diterima tribunnews.com, Jumat (20/11/2015).
Pertanyaan lain, lanjurtnya, kenapa Sudirman Said (SS) dengan tergopoh-gopoh mengadukan SN ke Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI ditengah riuhnya reshuffle jilid dua.
Dapat diduga, katanya lagi, Sudirman Said sedang mencari jalan menyelamatkan dirinya dari salah tindaknya soal kontrak Freeport agar tidak direshuffle.
"Baik Sudirman Said, Setya Novanto setali tiga uang yang diduga melibatkan Luhut Panjaitan dalam soal perpanjangan kontrak Freeport. Begal Nawacita," tambah Osmar.
Publik menebak-nebak ada skenario pembajakan Nawacita. Bak sebuah kotak pandora, SS sedang membukanya ketika SN berperan sebagai tim sapu yang tugasnya menyusup ke perusahaan-perusahaan, termasuk ke Freeport.
"Episode Papa Minta Saham tampaknya bakal semakin panjang. Selamatkan Nawacita, selamatkan Jokowi," tutup Osmar.