TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setya Novanto menilai bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang justru telah mencatut nama Presiden Joko Widodo.
Kesimpulan tersebut diambil Ketua DPR Novanto setelah mendengar pernyataan Menko Polhukam Luhut Panjaitan yang menyatakan bahwa Sudirman Said melaporkannya ke MKD tanpa izin Presiden Jokowi.
Namun, Wapres Jusuf Kalla mengatakan hal yang berbeda.
Menurut Kalla, sebelum melaporkan Novanto ke MKD, Sudirman mengatakan kepadanya sudah melapor kepada Presiden Jokowi.
Adapun Sudirman Said sampai saat ini tidak mau menjawab mengenai restu Presiden ini.
"Nah sekarang terbukti, dialah yang mencatut nama Presiden," kata Setya Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/11/2015).
Novanto menilai hal ini menunjukkan sudah ada yang tidak beres dengan laporan Menteri ESDM ke MKD.
Dia curiga, transkrip dan rekaman yang diserahkan Menteri ESDM mengenai pertemuannya dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin tidak utuh.
"Sekarang, saya percayakan kepada MKD untuk melihat secara utuh daripada teknis-teknis dan tata tertib yang ada terhadap laporan-laporan menteri ESDM," kata dia.
Novanto juga mengaku sudah menyiapkan langkah hukum dengan menunjuk pengacara Rudi Alfonso dan Johnson Panjaitan.
Nantinya, tim hukum ini yang akan menentukan apakah perlu menggugat Sudirman dan Maroef yang dia duga merekam pertemuan itu secara diam-diam.
"Sekarang lagi dikaji dalam waktu satu dua hari ini. Nanti hari Senin sudah ada langkah langkah," kata Novanto.
Dalam laporannya ke MKD, Senin (16/11/2015), Sudirman menyebut Setya Novanto bersama pengusaha minyak Reza Chalid menemui Presiden Direktur PT Freeport Maroef Sjamsoeddin sebanyak tiga kali.
Pada pertemuan ketiga 8 Juni 2015, Novanto meminta saham sebesar 11 persen untuk Presiden dan 9 persen untuk Wapres demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport.
Novanto juga meminta agar diberi saham suatu proyek listrik yang akan dibangun di Timika, dan meminta PT Freeport menjadi investor sekaligus off taker (pembeli) tenaga listrik yang dihasilkan dalam proyek tersebut.
Sudirman mengaku mendapatkan informasi ini dari Maroef. Dia turut menyampaikan bukti berupa rekaman dan transkrip percakapan pertemuan itu.
Novanto sebelumnya berkali-kali membantah telah mencatut nama Presiden apalag sampai meminta saham. Namun dia bersama Riza mengakui bertemu dengan Maroef.(Ihsanuddin)