TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ada pihak yang diuntungkan dengan terungkapnya transkrip rekaman Ketua DPR Setya Novanto, Pengusaha Riza Chalid dan Direktur Utama PT. Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
Demikian kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Pemuda Nusantara (DPP GPN) Muhamad Adnan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Dia mengingatkan, tidak menutup kemungkinan muncul juga rekaman yang membuat kisruh seperti kasus Freeport.
"Said Didu yang menjabat staf khusus Menteri ESDM gemar sekali mencerca DPR. Dan anehnya lagi Jaksa Agung M. Prasetyo kok tiba-tiba menyelidiki rekaman yang nyata-nyata ilegal tersebut," kata Muhamad.
Dia menduga ada upaya sistematis dari pihak tertentu untuk mendemoralisasi citra parlemen dan mengkriminalisasi beberapa pimpinan DPR yang kerap mengomentari kebijakan pemerintah.
Kisruh rekaman percakapan dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) oleh Ketua DPR Setya Novanto dalam perpanjangan kontrak Freeport ini bermula adanya laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.