TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Partai Golkar versi Munas Bali, Idrus Marham menilai bahwa tersangkutnya nama Ketua DPR, Setya Novanto dalam kasus rekaman 'Papa Minta Saham' dengan PT Freeport Indonesia bukti adanya kepentingan politik tertentu yang akan melengserkan jabatan pimpinan DPR.
"Ini adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengambil posisi ketua DPR. Ada yang secara sengaja ingin mengambil alih posisi tersebut," ujar Idrus di Kantor KPU, Jakarta, Minggu (6/12/2015).
Idrus, sekjen Golkar Aburizal Bakrie ini, juga menyampaikan ayat alquran yang berisi tidak memperbolehkan sesama umat manusia untuk saling memfitnah dan membenci terhadap manusia lainnya dalam rangka mencapai tujuan politik tertentu.
Menurutnya, jika hal tersebut terus dilakukan oleh para politikus negeri, maka bangsa Indonesia, akan terus tertinggal dari negara-negara tetangga di ASEAN.
"Kapan mau maju Indonesia ini? Kapan mau berkembang kalau begini terus? Tidak boleh dibiarkan. Tertinggal kita ini kalau saling menyikut seperti ini," ujar Idrus.
Dia juga mengatakan bahwa posisi Partai Golkar saat ini, tetap berpegang teguh pada fakta-fakta di pengadilan. Bukan fakta yang bersumber dari "katanya" seseorang.
"Kalau proses-proses yang ada itu, menghormati prinsip keadilan dan etika persidangan, maka kami akan berpegang pada hal itu. Terpenting bagi kami, prosesnya dulu dijalankan," kata Idrus.